BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo takjub dengan para penerima penghargaan Kalpataru yang berjuang memperbaiki dan mempertahankan lingkungan hidup di wilayahnya. Bagi Jokowi, Indonesia memerlukan lebih banyak orang yang memiliki perhatian tinggi dan mau mencurahkan diri untuk lingkungan hidup.
Salah satu penerima Kalpataru yang diajak berdialog oleh Jokowi adalah N. Akelaras. Ia merupakan pejuang lingkungan hidup dari Kelurahan Bangun Sari, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Kepada Presiden, Akelaras menyampaikan bahwa selama bertahun-tahun dirinya memberikan pinjaman bibit pohon pada warga di sekitar wilayah Aceh, Deli Serdang, dan Riau. Warga kemudian membayar kepada Akelaras setelah bibit tersebut berhasil dipanen.
"Bibit pohon, khususnya pohon keras, pohon mangga. Saya rasa (jumlahnya) sudah jutaan," kata Akelaras pada Presiden, disaksikan peserta peringatan Hari Lingkungan Hidup, di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/6/2015).
Saat ditanya arti Kalpataru oleh Jokowi, Akelaras mengaku tidak memahaminya. Akelaras hanya ingin berbuat sesuatu untuk lingkungan dan menikmatinya.
"Yang saya lakukan sepertinya itu rahmat, dan kodrat saya, saya enggak mikir dapat hadiah," ujar Akelaras.
Mendengar itu, Jokowi sempat terdiam sejenak lalu berucap, "Ya, ini yang kita cari. Kalau kita punya seribu orang kayak Pak Akelaras ini sudah rampung masalah lingkungan di Indonesia".
Peringatan Hari Lingkungan Hidup dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja, aktivis lingkungan hidup, kepala daerah dan kepala lembaga negara. Peringatan ini diisi dengan pemberian penghargaan Kalpataru, Adiwiyata Mandiri, serta penyusun status lingkungan hidup daerah terbaik pada para pegiat lingkungan hidup, baik perorangan maupun kelompok.
Hadir juga 300 petugas kebersihan dari Istana Merdeka, Istana Bogor, dan Istana Cipanas. Dihadirkan juga petugas kebersihan sepanjang jalan Sudirman-Thamrin Jakarta Pusat, perwakilan LSM dan pioneer bank sampah se-Indonesia.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2015 merupakan peringatan ke 43 tahun sejak diinisiasi pada tahun 1972 oleh Badan Lingkungan Hidup Sedunia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.