Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Lebih 17 Tahun Saya Minum Temulawak Jahe

Kompas.com - 25/05/2015, 14:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo menceritakan pengalamannya menjadi peminum jamu sejati. Menurut dia, jamu sebagai salah satu ciri khas Indonesia berpotensi untuk dijual ke pasar internasional. Tidak hanya dalam produk minuman, tetapi juga perawatan tubuh.

"Saya sudah lebih dari 17 tahun minum temulawak jahe setiap pagi, rutin dan tidak pernah kosong. Tetapi beli sendiri, beli di pasar, tumbuk diseduh minum," cerita Jokowi dalam acara Pembukaan Musyawarah Nasional VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) 2015 di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Jokowi mengaku meminum jahe temulawak mampu menjaga tubuhnya untuk beraktivitas sepanjang hari. Dia juga membaca bahwa temulawak bisa memperbaiki fungsi liver dan pencernaan lainnya.

"Temulawak campur jahe. Saya juga rasakan ke sisi perut lebih enak," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta.

Dia mengatakan, jamu adalah budaya warisan bangsa Indonesia yang jika digarap dengan serius akan memberikan keuntungan. Jamu, menurut Jokowi, juga sudah bisa menjadi suatu ikon khas Indonesia. Potensi itu seharusnya bisa dikembangkan untuk pasar lebih luas.

Namun, Jokowi melihat jamu masih sulit diterima di pasar global. Pasalnya, produk makanan dan minuman di luar negeri memiliki standar yang sangat tinggi.

"Yang berkaitan dengan minuman makanan proteksinya sangat ketat dan berat. Inilah yang harus dipikirkan dan dikenalkan," ucap dia.

Pemerintah akan membantu dengan membuat regulasi terkait pembinaan dan pengawasan industri jamu tradisional. Jokowi meminta masukan dari para pengusaha jamu yang hadir hal-hal apa saja yang perlu diatur.

"Kemudian harus ada kerja sama lintas kementerian, Kementerian Perindustrian, pariwisata, ini harus juga terus menerus dikerjakan, jangan ada yang diklaim negara lainnya," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com