Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kursi untuk Jokowi Putih dan Kepala Negara Lain Hitam?

Kompas.com - 18/04/2015, 12:09 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rangkaian peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) akan dimulai, Minggu (19/4/2015). Wakil Presiden Jusuf Kalla meninjau langsung jalannya persiapan. Ia ingin memastikan acara tersebut akan berjalan baik.

Kalla meninjau lokasi mulai dari Bandara Halim Perdanakusuma sampai ke arena KAA di JCC, Senayan, Jakarta. Ia didampingi oleh Kepala Staf Kepresidenan sekaligus Penanggung Jawab KAA, Luhut Binsar Pandjaitan.

Setelah meninjau persiapan di Bandara Halim, Kalla langsung meluncur ke JCC. Di tempat ini, Kalla memperhatikan betul persiapan teknis, mulai dari susunan meja dan kursi, suvenir, sampai katering yang menyediakan konsumsi.

Kalla sempat bertanya mengapa kursi untuk Kepala Negara Indonesia berwarna putih, sedangkan kursi untuk kepala negara dan delegasi semua peserta KAA berwarna hitam. Menurut Kalla, semangat konferensi ini adalah untuk persamaan sehingga ia meminta tidak ada fasilitas berbeda yang diberikan untuk semua peserta KAA.

"Kenapa kursinya lain ini Indonesia? Jangan hitam dan putih, ini (Konferensi) Asia Afrika, ada equality," ucap Kalla.

Menjawab hal itu, Luhut langsung berkata, "Ini contoh, Pak. Makanya, saya bilang Senin baru bisa," ujar Luhut.

Kalla juga meminta tinggi meja dan kursi semua peserta KAA disamakan. Ia sempat juga meminta dipastikan bahwa suvenir KAA, seperti pulpen untuk para peserta, harus yang berkualitas.

"Pulpennya harus lebih baik," celetuk Kalla.

"Nanti dikasih logo," sambut Luhut.

Kalla terus mengelilingi lokasi KAA. Ia meminta agar katering dan stan untuk peliputan media disediakan dengan baik. "Kami sediakan rendang manado juga, Pak," kata Luhut dengan semringah.

Selama meninjau lokasi KAA di JCC, Kalla didampingi Luhut, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Peringatan 60 tahun KAA akan berlangsung pada 19-24 April 2015.

Pertemuan pejabat tinggi (SOM) akan dilangsungkan di Jakarta pada 19 April, sementara Pertemuan tingkat enteri pada 20 April. KAA akan berlangsung di Jakarta pada 22-23 April dan rangkaian peringatan 60 tahun KAA akan berakhir pada 24 April di Bandung.

Pada hari terakhir itu, para kepala negara akan melakukan historical walk dari Hotel Savoy Homman ke Gedung Merdeka. KAA tahun ini diharapkan menghasilkan tiga dokumen, yaitu Bandung Message, Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan Afrika (NAASP), serta deklarasi mendukung kemerdekaan Palestina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Tak Ada Anwar Usman, MK Diyakini Buat Putusan Progresif dalam Sengketa Pilpres

Nasional
Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Gibran Dampingi Prabowo ke Bukber Golkar, Absen Saat Acara PAN dan Demokrat

Nasional
Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com