Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirNav: Awan Kumulonimbus Musuh Bersama Penerbangan

Kompas.com - 29/12/2014, 17:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa saat pesawat AirAsia QZ8501 melintas di kawasan sekitar Belitung dan Kalimantan Barat, terdapat awan kumulonimbus atau cumulonimbus(CB). Awan ini rupanya menjadi momok menakutkan bagi dunia penerbangan.
 
Direktur Utama AirNav Bambang Tjahjono bahkan menyebut awan jenis itu adalah musuh bersama dunia penerbangan.
 
"Kalau yang namanya CB itu harus dihindari, jangan terbang ke (dalam) situ karena awan CB itu adalah musuh bersama penerbangan," kata Bambang di kantor Otoritas Bandara, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (29/12/2014).
 
Bambang menuturkan, apabila ada pesawat yang nekat masuk ke gumpalan awan kumulonimbus, pesawat akan mengalami turbulensi hebat. "Itu pasti kebanting ke atas ke bawah," katanya.
 
Direktur Safety dan Standard AirNav Wisnu Darjono menambahkan, awan kumulonimbus biasa berada di ketinggian 2.000 kaki-50.000 kaki. Meski berada pada level ketinggian tertentu, dia menyebutkan ketinggian di bawahnya akan tetap terkena imbas dari awan itu.
 
Diberitakan sebelumnya, BMKG telah memberi peringatan bahwa di kawasan sekitar Belitung dan Kalimantan Barat terdapat potensi pertumbuhan awan kumulonimbus antara pukul 01.00 dan 13.00. Pada pukul 06.00-07.000, awan yang awalnya kecil kemudian berkumpul hingga membesar. (Baca: BMKG: Ada Awan "Cumulonimbus" di Rute Penerbangan Pesawat AirAsia QZ8501)
 
AirNav tidak mau berspekulasi apakah AirAsia QZ8501 akhirnya menerobos masuk ke dalam awan tersebut. Pasalnya, AirNav tak lagi bisa mengontak pesawat itu pada pukul 06.14 atau 2 menit setelah pesawat yang membawa 162 orang tersebut meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki.
 
"Kami tidak bisa katakan bahwa pesawat itu masuk ke dalam awan. Semua investigasi akan dilakukan KNKT," ucap Wisnu.
 
Pesawat AirAsia QZ8501 berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, pada Minggu (28/12/2014) sekitar pukul 05.36 dan resmi dinyatakan hilang sekitar pukul 07.55. Upaya pencarian masih dilakukan di sekitar Selat Karimata dan bagian barat Kalimantan Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com