Penggalan momen itu terjadi di konferensi pers pernyataan Eva Bande terhadap grasi presiden Joko Widodo yang diberikan kepada dirinya di Sekretariat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Jalan Tegal Parang Utara, Jakarta Selatan, Minggu (21/12/2014) siang.
Aktivis dan Anggota DPR RI Adian Napitupulu menyebutkan, pemberian kue tar itu adalah tradisi di kalangan aktivis. Kue tar dengan tulisan yang sama selalu diberikan ke aktivis HAM yang menjadi korban kriminalisasi.
Siapa Eva Bande? Ibu anak tiga. Demikian perkenalan pertama Eva kepada wartawan dalam konferensi pers itu. Dia tak terlalu banyak bicara soal latar belakang pendidikan, silsilah keluarga dan sebagainya. "Orang-orang kampung bilang, saya ini aktivis agraria," ujar dia.
Tahun 2008, wanita asal Palu, Sulawesi Tengah tersebut mengadvokasi masyarakat terhadap perampasan tanah oleh perusahaan sawit. Semangat warga berkobar memperjuangkan kembali tanah leluhur mereka. Ujungnya, para petani merusak aset milik perusahaan tersebut. Eva dan 23 petani lokal ditangkap Polisi atas tuduhan penghasutan melakukan kekerasan.
Mereka dipenjara 4 bulan dan 25 hari di Lembaga Pemasyarakatan Petobo, Palu. "Dari situlah kami mulai mencari keadilan. Saya terus berjuang," ujar Eva.
Eva sempat bebas lantaran masa penahanan usai. Namun, palu persidangan belum juga memutuskan nasibnya. Mei 2015, palu hakim akhirnya diketok. Eva diputus bersalah. Dia lalu ditangkap dan dijebloskan ke penjara.
Permohonan grasi kepada presiden adalah salah satu perjuangan yang dilakukannya. Eva mendapat banyak bantuan hukum dari para aktivis, yakni rekan-rekan Adian dan Rieke. Para aktivis meminta Presiden Jokowi langsung membebaskan Eva.
Jumat, 19 Desember 2014 surat grasi Eva terbit dan langsung diserahkan ke Eva di Palu. Sorak sorai para aktivis pembela HAM dan aktivis agraria mengiringi proses pembebasan Eva di lembaga pemasyarakatan. "Saya enggak ragu bilang, Pak Jokowi itu orang baik. Dia menepati janjinya," ujar Eva.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.