Misbakhun mengatakan, selama masa reses, dia mengunjungi konstituennya di Dapil Jawa Timur II dan mendapat sambutan yang cukup baik. "Di kalangan bawah tidak terasa adanya persoalan internal di Golkar. Kalau ada lembaga survei menyebut elektabilitas Golkar tergerus karena persoalan internal, justru tanggapan masyarakat saat kami datangi terlihat beda," kata Misbakhun, Minggu (21/12/2014).
Misbakhun selama kunjungannya mengaku mendapat keluhan dari masyarakat mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Di samping itu, lanjut dia, masyarakat juga menyoroti janji-janji pemerintah tentang program-program pro-rakyat seperti Indonesia sehat, Indonesia pintar dan keluarga sejahtera yang tak tepat sasaran. [Baca: Partai Golkar Diprediksi LSI Hanya Peroleh 8,4 Persen Suara]
"Keluhan itu tentu menjadi masukan dan catatan tersendiri untuk saya prioritaskan dan mendorong pemerintah untuk memperbaikinya," ucap Misbakhun.
Misbakhun mengakui perlu ketelatenan untuk memupuk konstituen. Namun demikian, dia mengaku mendapat banyak hal baru dan tambahan energi setelah berkunjung ke beberap daerah seperti pasuruan dan probolinggo.
Dia meyakini, sambutan dan harapan masyarakat terhadap Golkar masih tinggi. "Artinya jika setiap angota DPR dari Golkar benar-benar serius menggarap konstituen dan memupuk kepercayaan, 2019 nanti tentu kami tidak seperti gambaran hasil survei itu," kata dia.
Sebelumnya, survei LSI menunjukkan bahwa saat ini elektabilitas Partai Golkar turun ke angka 8,4 persen. Pada pemilu 2014 lalu, Golkar mendapatkan dukungan sebanyak 14,75 persen suara. Survei LSI itu dilakukan melalui quick poll pada tanggal 16-17 Desember 2014.
Survei itu menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden dan margin of error sebesar 2,9 persen. Survei tersebut dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia dengan penelitian kualitatif melalui metode analisis media, forum group discussion, dan wawancara mendalam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.