Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti mengaku mendapat laporan soal pemaksaan pelaksanaan kurikulum 2013 di Provinsi Batam dan beberapa kabupaten di Jawa Timur. Kepala dinas meminta sekolah-sekolah untuk tetap melaksanakan kurikulum 2013.
"Kami khawatir (penolakan itu semata-mata) atas nama anggaran, tapi tidak memikirkan nasib anak didik," tutur Retno di Jakarta, Sabtu (13/12/2014).
"Ini menunjukkan terjadinya pembangkangan pada level daerah," kata Retno
Terkait tekanan kepala dinas kepada kepala sekolah di sejumlah wilayah ini, Retno menyampaikan bahwa pihaknya akan mengumpulkan data lebih dalam untuk kemudian melaporkannya kepada Kementerian.
Guru tak siap
Retno yang juga menjabat sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah di Jakarta Timur ini mengakui lemahnya kurikulum 2013. Ia menilai para guru belum siap mengimplementasikan kurikulum tersebut. Para guru hanya diberikan pelatihan singkat mengenai implementasi kurikulum tersebut.
"Hanya lima hari, model seminar yang mengandalkan compact disk," ucap dia.
Selama ini, menurut Retno, guru di Indonesia sangat kurang mendapatkan pelatihan. Untuk di wilayah DKI Jakarta, ia mengaku baru mendapatkan lima kali pelatihan dalam lima tahun. Selain itu, menurut survei Federasi Serikat Guru, pada 2012, 62 persen guru sekolah dasar mengaku tidak pernah ikut pelatihan guru.
"Contoh paling ekstrem, di Pandeglang, guru umur 57 tahun baru sekali pelatihan. Pada level guru SD, ini dia paling bawah. Jumlahnya banyak dan tidak tersentuh pelatihan, tapi tiba-tiba pelatihan dilakukan dengan model ganti kurikulum 2013. Kalau mau buat pelatihan guru harusnya sistematis, terstruktur, dan berkelanjutan, bukan hanya setiap ganti kurikulum," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.