Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Munas Janggal, Airlangga Tetap Maju sebagai Caketum Golkar

Kompas.com - 30/11/2014, 19:52 WIB
Indra Akuntono

Penulis


NUSA DUA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hertanto menilai Musyawarah Nasional IX Partai Golkar diwarnai sejumlah kejanggalan. Meski demikian, ia menyatakan masih berniat maju sebagai calon ketua umum jika pelaksanaan munas berjalan demokratis dan fair.

Airlangga menjelaskan, kejanggalan yang ia rasakan dari munas ini adalah sempitnya waktu dari pelaksanaan Rapimnas VII ke pelaksanaan Munas IX, tidak diberikannya secara merata materi dan kartu peserta pada anggota partai yang memiliki hak suara. Ia bahkan merasa heran ketika sejumlah pengurus DPP dijadikan panitia atau peninjau sehingga hak suaranya tidak berlaku saat digelarnya pemilihan ketua umum untuk periode lima tahun ke depan.

"Materi munas belum dibahas dalam pleno, tatib dan jadwal juga belum saya dapat. Ada perbedaan treatment pada siapa yang dianggap satu napas, teman-teman yang vokal diturunkan statusnya menjadi panitia atau peninjau," kata Airlangga, di arena Munas IX Partai Golkar, Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11/2014).

Mengenai niat untuk maju sebagai calon ketua umum, Airlangga merasa memiliki tanggung jawab untuk melakukan regenerasi kepemimpinan di internal Golkar dan merebut kemenangan di Pemilu 2019. Terlebih, ia mengklaim telah mendapatkan dukungan dari 40 persen pemilik suara.

Sesuai aturan, semua kader Golkar berhak maju sebagai calon ketua umum jika mengantongi dukungan minimal 30 persen suara dari DPD I/II dan ormas pendiri. Aturan itu bisa diubah melalui kesepakatan peserta munas.

"Apabila nanti pelaksanaannya sesuai amanat, saya siap maju. Dalam ruang demokrasi peluang itu ada, basis saya Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua," ujarnya.

Agenda utama Munas IX adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan pemilihan ketua umum Golkar untuk lima tahun mendatang. Kritik di internal Golkar muncul karena munas tersebut dituding hanya untuk memuluskan langkah Aburizal menjadi ketua umum kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com