Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Diminta Kedepankan Kepentingan Bangsa, Sudahi Konflik!

Kompas.com - 31/10/2014, 17:38 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat politik dari Universitas Mercu Buana Jakarta Heri Budianto mengimbau para politisi di DPR RI mengedepankan kepentingan bangsa daripada kepentingan kelompok sehingga kebuntuan komunikasi di parlemen bisa segera diakhiri.

"Jika kebuntuan yang terjadi saat ini tidak bisa diselesaikan, kemungkinan DPR RI akan stagnan dan tidak bisa bekerja baik," kata Heri Budianto, di Jakarta, Jumat (31/10/2014), seperti dikutip Antara.

Hal itu dikatakan Heri menanggapi terjadinya pimpinan tandingan dan penyampaian mosi tidak percaya terhadap pimpinan DPR yang telah terbentuk sebelumnya. (Baca: Ini Pimpinan DPR Versi Koalisi Indonesia Hebat)

Menurut Heri, para politikus di DPR mestinya dapat melepaskan ego dan kepentingan kelompok dengan mengutamakan kepentingan bersama dalam membangun bangsa dan negara.

"Persoalan internal di DPR RI hendaknya diselesaikan oleh tokoh-tokoh di DPR RI itu sendiri," kata doktor ilmu komunikasi ini.

Direktur Eksekutif PolcoMM Institute ini menambahkan, dua kekuatan politik di DPR RI saling unjuk kekuatan dengan menggunakan instrumen yang disebut konstitusional dan kepentingan rakyat, padahal justru menyulut pertentangan berkepanjangan.

Ia mengusulkan, sebaiknya pertentangan perebutan kekuasaan disudahi dengan mengedepankan kepentingan bersama untuk membangun bangsa.

Preseden buruk

Sementara itu, anggota Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Nanat Fatah Natsir, menilai, munculnya dualisme pimpinan di DPR bisa menjadi preseden buruk dan merembet ke institusi lain, seperti eksekutif, DPRD, dan lainnya.

"DPR seharusnya memberi contoh yang baik. Contoh buruk yang ditunjukkan di DPR bisa menimbulkan masalah baru yang jauh lebih buruk," kata Nanat Fatah Natsir.

Mantan Rektor UIN Bandung itu mengatakan, semua pihak pasti prihatin dengan situasi yang terjadi di DPR saat ini. Karena itu, dia berharap semua pihak di DPR bisa mengedepankan sikap kedewasaan berpolitik.

"Semua pihak seharusnya mengedepankan kepentingan bangsa dan rakyat dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku. Ketidakpuasan jangan dilanjutkan dengan membuat tandingan," tutur Direktur Institut Madani Nusantara itu.

Terpisah, Presiden Joko Widodo berharap semua pihak, termasuk para anggota legislatif, bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

"Akan lebih baik kalau kita ini bersatu dan menjaga persatuan dan kesatuan," kata Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com