Meski banyak pihak yang menganggap langkah tersebut terlalu lama dan bertele-tele. "Menurut saya itu (penyusunan kabinet) cerdik, walaupun banyak orang yang tidak suka, tetapi saya suka," kata Buya seusai menjadi narasumber dalam Kongres Persaudaraan Sejati Lintas Iman yang diselenggarakan Keuskupan Agung Semarang, di kompleks Museum Misi Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (25/10/2014).
Buya mengatakan, keterlibatan beberapa lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dalam perekrutan "pembantu-pembantu" Presiden adalah cara yang tepat untuk memperoleh kabinet yang bersih dan profesional.
"Masukan KPK dan PPATK baik sekali, (calon menteri) yang sudah diberi spidol merah dan kuning itu memang sebaiknya di luar (kabinet)," ujar Buya. [Baca: Pengumuman Kabinet Batal Lagi, Pembicaraan Disebut Alot]
Meski banyak pihak yang menilai Jokowi terlalu lama mengumumkan susunan kabinet kepada masyarakat setelah dilantik 20 Oktober 2014 lalu, Buya mengatakan hal itu wajar.
Apalagi, kata dia, sesuai undang-undang, Presiden diberi waktu sampai 14 hari setelah pelantikan untuk menyusun dan mengumumkan ke publik.
"Menurut saya, tidak apa-apa asalkan masyarakat diberi penjelasan. Dalam undang-undang saja sampai 14 hari, ini seminggu saja belum," kata Buya yang juga seorang budayawan itu.
Selanjutnya, Buya berharap pemerintahan Jokowi bekerja dengan lebih baik, menepati janji-janji yang digaungkan ketika kampanye dahulu, konsisten, jujur, dan konsekuen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.