Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Bantah Bubarkan Hansip

Kompas.com - 22/09/2014, 17:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —Kementerian Dalam Negeri membantah pemerintah membubarkan satuan pertahanan sipil atau hansip. Dirjen Pemerintahan Umum Kemendagri Agung Mulyana mengatakan, pencabutan Keppres Nomor 55 Tahun 72 yang menjadi landasan hukum hansip oleh Presiden SBY bukan untuk membubarkan hansip.

Menurut Agung, hansip dalam Keppres Nomor 55 Tahun 1972 adalah bentuk pertahanan negara yang dulunya berada di bawah Kementerian Pertahanan/Panglima ABRI. Saat itu, tugas pokok hansip adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (hankamrata). (Baca: Presiden Cabut Wewenang Hansip dan Wankamra dalam Ketertiban Umum)

"Mereka (hansip) tidak dibubarkan, hanya landasan hukum yang berbau pertahanan ini tidak lagi dipakai. Intinya tidak ada yang heboh. Ini hanya mencabut dasar pada pertahanan negara menjadi dasar pemerintahan sipil," ujar Agung saat memberikan keterangan pers di kantornya didampingi oleh Kapuspen Dodi Riatmadji, Jakarta, Senin (22/9/2014).

Menurut Agung, tugas pokok pertahanan negara tersebut tidak cocok digunakan. Sebab, dalam perkembangannya, hansip banyak terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat, seperti ketertiban masyarakat, hajatan sosial, hingga pembentukan dapur umum ketika ada bencana alam.

Pada 2002, hansip kemudian diganti dan berubah nama menjadi satuan perlindungan masyarakat (linmas). Kemendagri menilai, keppres hansip harus dicabut untuk mengembangkan hansip sesuai amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Agung menjelaskan, terjadi ketidaksesuaian tugas pokok hansip berdasarkan Keppres 55 Tahun 1972 dengan UU Pemda tersebut. Keppres 55 menyatakan, hansip adalah pertahanan negara, sementara UU Pemda menyatakan hansip adalah perlindungan masyarakat sipil.

"Oleh karena itu, kami ajukan ke Presiden SBY dicabut saja, diganti undang-undang baru berdasarkan sistem pertahanan sipil," ujar Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com