Deputi Tim Transisi Jokowi-JK Andi Widjajanto menjelaskan, menurut Walhi, kementerian koordinator lingkungan hidup ini adalah gabungan kementerian lingkungan hidup, kementerian kehutanan, dan bidang pertambangan.
"Supaya saat melakukan usaha produktif di sektor kehutanan dan pertambangan, logika utamanya adalah kelestarian lingkungan, bukan ekonomi eksploitatif," kata Andi di Kantor Transisi, Jakarta, Rabu (27/8/2014).
Andi menuturkan, selain kementerian koordinator di bidang lingkungan, Walhi juga mengusulkan Jokowi membentuk 24 kementerian yang lima di antaranya adalah kementerian koordinator. Namun, semua usulan itu masih akan dikaji oleh tim transisi.
Diberitakan sebelumnya, Jokowi telah menyiapkan tiga opsi kabinet yang akan bekerja di pemerintahannya. Ketiga opsi tersebut disusun oleh Jokowi bersama tim transisi.
Andi mengatakan, opsi pertama ialah opsi status quo, di mana jumlah kementerian yang akan mengisi kabinet yang akan datang sama dengan jumlah kementerian yang ada saat ini. Hanya saja, kata Andi, ada sejumlah kementerian yang nantinya akan berubah nama.
Andi menuturkan, opsi ini menjadi pertimbangan lantaran anggaran yang dimiliki pemerintah dalam kurun waktu Oktober-Desember 2014 sangat terbatas. Dengan demikian, tidak dimungkinkan terjadinya restrukturisasi kelembagaan.
Opsi kedua, Andi melanjutkan, Jokowi ingin jumlah kementerian yang ada menjadi 27 kementerian. Opsi itu dilakukan dengan mempelajari UU Kementerian Negara, di mana terdapat tiga menteri koordinator yang mengatur kinerja kementerian yang ada. Ketiga kementerian koordinator itu adalah Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, dan Kementerian Dalam Negeri.
Sementara itu, opsi ketiga dibagi menjadi dua, yakni opsi 3A dan 3B. Perbedaan utama di antara keduanya terletak pada jumlah kementerian yang ada. Opsi 3A terdapat 20 kementerian, sedangkan opsi 3B terdapat 24 kementerian.
Kendati demikian, Andi tak menyebutkan kementerian apa saja yang dipangkas pada opsi ketiga ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.