Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Harus Pilih Menkominfo dari Luar Parpol

Kompas.com - 31/07/2014, 08:48 WIB
Heru Margianto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo (Jokowi) disarankan untuk memilih Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) dari luar partai politik. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pimpinan beberapa partai politik memiliki kaitan kepemilikan dengan stasiun televisi dan media massa lainnya.

Keberadaan kader parpol di posisi ini dikhawatirkan akan menimbulkan conflict of interest (konflik kepentingan). Padahal, Menkominfo dituntut berposisi independen dan netral dalam mengatur berbagai hal yang terkait dengan lembaga penyiaran dan pers.

“Menkominfo harus mampu berdiri di atas semua lembaga penyiaran dan pers. Jika Kementerian ini diduduki kader parpol yang terkait dengan kepemilikan lembaga penyiaran atau kelompok media besar, saya khawatir akan ada perpindahan konflik politik dan bisnis dengan menggunakan instrumen kekuasaan. Itu tidak fair, membahayakan kepentingan publik, serta kontraproduktif bagi pemerintah,” kata Akuat Supriyanto, pengamat Manajemen dan Komunikasi Organisasi dari FEB Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dalam siaran pers yang diterima kompas.com, Kamis (31/7/2014).

Supriyanto mengapresiasi munculnya sejumlah nama calon Menkominfo berlatar belakang profesional.

Sebelumnya, sejumlah kelompok relawan Jokowi-JK mengajukan nama-nama seperti Nezar Patria (mantan Ketua AJI dan anggota Dewan Pers) dan Onno W Purbo (pakar telematika ITB) untuk menduduki jabatan tersebut. (baca: Ini Daftar Calon Menteri Kabinet Alternatif Usulan Rakyat)

kompas.com/dani prabowo Anggota Dewan Pers Nezar Patria


“Nezar dan Onno saya kira figur yang tepat untuk menduduki posisi tersebut. Sekarang, tergantung titik tekan pemerintahan Jokowi-JK di bidang komunikasi dan informatika ini mau ke mana,” ujar dia.

Menurut dia, Nezar Patria memiliki latar belakang yang diperlukan oleh pemerintah baru untuk memperjelas arah pengembangan sektor pers dan penyiaran.

“Pak Nezar tidak memiliki beban kepentingan bisnis dan politik. Ia pasti berani meneruskan berbagai upaya demokratisasi penyiaran, khususnya menjalankan digitalisasi televisi, yang selama ini selalu dimentahkan parlemen, ” kata dia.

Sementara itu, latar belakang Onno W Purbo dinilai tepat untuk membantu pemerintah dalam membenahi persoalan-persoalan sektor telematika, seperti konektivitas dan densitas pelayanan internet, e-government, serta hal-hal yang mengemuka belakangan ini seperti cyber war dan cyber crime.

“Keduanya merupakan figur yang kuat sehingga usulan para relawan itu justru memudahkan Jokowi-JK dalam memilih. Hanya saja, Menkominfo seyogianya tidak hanya jago dalam hal bidang-bidang teknis. Apabila diperlukan, orang yang ada di posisi ini harus dapat berperan sebagai juru bicara pemerintah," tutur dia.

Dengan gaya komunikasi Jokowi yang cenderung informal, Supriyanto berpendapat, perlu juru bicara dengan bahasa resmi yang lugas, firmed, dan disukai kalangan media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com