Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Telah Berakhir, Tuan!

Kompas.com - 24/07/2014, 08:16 WIB

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Bangunlah, Tuan. Segera sudahi mimpi anda. Bangunlah, hari sudah terang tanah. Lihatlah, matahari sudah sepenggalah tingginya. Burung-burung, unggas dan manusia sudah mulai menggeliat dan mengucapkan salam kepada semesta raya.

Bangunlah tuan, bangun. Pesta semalam sudah usai. Panggung sudah mulai dibongkar, orang-orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Yang tersisa  cuma kenangan, betapa hangat dan mengharukannya pesta semalam. Lantaran anda pulang kelewat cepat, sehingga tak bisa menyaksikan siapa yang jadi bintang semalam.

Tuan tahu? Yang jadi bintang malam tadi adalah kenalan Tuan sendiri, lelaki kerempeng berwajah kampung yang sebelumnya kerap dihina oleh kawan-kawan Tuan dengan aneka ejekan. Saya sendiri heran, Tuan. Mengapa banyak orang justru tertarik menobatkan dia menjadi bintang, dan bukan Tuan. Saya curiga, jangan-jangan lantaran wajahnya yang ndeso itu, penampilannya yang apa adanya, justru yang membuat banyak orang simpati terhadapnya. Entahlah. Malam tadi, sedemikian banyak orang yang menyalaminya lantaran kagum terhadapnya.

Kenapa Tuan musti pulang lebih awal? Padahal pesta sebentar lagi usai. Bukankah sebelumnya Tuan sudah sepakat akan mengikuti pesta hingga rampung, supaya jelas siapa yang jadi bintang pesta? Bukankah Tuan sendiri yang bilang sebelum pesta dimulai, akan menerima kenyataan dengan legawa?

Kami semua menyayangkan kepergian Tuan dari pesta malam tadi. Semula kami berharap akan menyaksikan tauladan dari para peserta pesta untuk saling bersulang ketika pesta berakhir. Semula kami berharap, pesta akan berlangsung sampai pagi, karena pasti Tuan akan menjadi bintang juga bersama Tuan berwajah ndeso itu.

Sayang benar bahwa Tuan pamit duluan. Padahal nama Tuan disebut paling awal oleh Tuan yang jadi bintang semalam. Beliau menyebut Tuan sebagai orang hebat. Sanjung puja buat Tuan pun tak luput diucapkannya.

Tapi sudahlah, toh pesta sudah berakhir. Tak ada lagi yang perlu disesali. Tuan mungkin kecewa, kenapa dia yang jadi bintangnya. Saya dengar Tuan menyalahkan pemilik panggung pesta yang dinilai oleh Tuan tidak adil. Tapi Tuan, kami semua ikut menyaksikan jalannya pesta. Bahkan saya lihat, ada juga orang-orang yang dibayar khusus untuk mengawasi jalannya pesta. Sejauh yang kami lihat, semuanya wajar-wajar saja, sampai kemudian Tuan pamit meninggalkan arena.

Ah Tuan, bukankah dalam sebuah pesta selalu saja ada yang menjadi bintang? Kali ini giliran si kurus, barangkali lain kali Tuan lah yang jadi bintangnya. Bukankah dalam setiap kompetisi, pertandingan, bahkan Pemilihan Presiden, selalu ada yang jadi pemenang. Mengapa Tuan tidak berbesar hati dan lalu memberi selamat kepada bintang pesta malam tadi?

O iya Tuan, saya jadi terkenang pada John McCain sesaat setelah dinyatakan kalah dari Barrack Obama dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat tahun 2008. Padahal sebelumnya, keduanya bersaing sengit selama pemilu. Tetapi akhirnya McCain mengucapkan selamat kepada Obama.

Begini katanya,
"A little while ago, I had the honor of calling Senator Obama to congratulate him on being elected the next president of the country that we both love."

(Beberapa saat lalu, saya telah mendapat kehormatan untuk menghubungi Senator Barrack Obama untuk mengucapkan selamat kepadanya, karena telah terpilih menjadi presiden bagi negara yang sama-sama kami cintai).

Lalu sambungnya,
"In a contest as long and difficult as this campaign has been, his success alone commands my
respect for his ability and perseverance. But that he managed to do so by inspiring the hopes
of so many millions of Americans who had once wrongly believed that they had little at stake or
little influence in the election of an American president is something I deeply admire and
commend him for achieving."

Lihatlah Tuan, betapa McCain dengan besar hati mengakui kehebatan Obama dalam kontes yang panjang dan sulit melalui kampanye. McCain menaruh rasa hormat akan kemampuan dan kegigihan Obama. "Keberhasilannya mengilhami harapan jutaan rakyat Amerika. Sungguh, ini membuat saya sangat mengagumi dan memuji dia atas pencapaiannya."

John McCain pasti juga merasakan apa yang sekarang dirasakan oleh Tuan. Kercewa, gundah, merasa dicurangi, diperlakukan tidak adil, dan tentu pula telah mengeluarkan biaya yang tak sedikit. Tapi sebagai seorang negarawan, dia juga memiliki tanggungjawab atas masa depan rakyat Amerika yang dicintainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Nasional
Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Nasional
Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Nasional
Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Nasional
 Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Nasional
Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Nasional
Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Nasional
Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Nasional
Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Nasional
Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Nasional
KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

KPK Wanti-wanti soal Program Makan Siang Gratis Prabowo, Rosan Angkat Bicara

Nasional
KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

KPU Tegaskan Undang Ganjar-Mahfud ke Penetapan Prabowo-Gibran, Kirim Surat Fisik dan Digital

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com