"Itu menunjukkan bahwa Jokowi berhasil menguasai medan, atau dapat menang secara meyakinkan. Jokowi berhasil menepis semua anggapan bahwa dirinya lemah atau dipandang sebagai pihak yang tidak menguasai masalah politik internasional dan masalah ketahanan nasional," ujar Dono dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (23/6/2014).
Di sisi lain, lanjut Dono, Jokowi dinilai dapat memberikan pencerahan, terutama dengan memunculkan suatu konsep poros maritim dunia. Jokowi pun berpegang pada politik luar negeri bebas aktif. Dengan orientasi politik ini, Dono berharap Indonesia dapat memberikan respons yang tepat, baik ke dalam maupun ke luar.
Dia berharap, dengan konsep itu Jokowi bisa menghadirkan kekuasaan negara yang dapat memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara termasuk tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, melindungi seluruh kekayaan nasional, meningkatkan produktivitas dan daya saing produk nasional, serta membangun stabilitas dan ambil bagian dalam membangun ketertiban dunia.
Tak hanya itu, Dono memaparkan kembali soal semangat Jokowi menekankan pentingnya diplomasi non-militer, dan keinginan agar Indonesia menjadi sahabat dunia. "Setiap gesekan kepentingan, akan selalu diselesaikan dengan diplomasi non-militer dan menggunakan seluruh kekuatan nasional," kata Dono.
Dalam kerangka membangun ketahanan nasional, lanjut Dono, Jokowi menekankan pula bahwa sangat penting memperkuat ekonomi nasional agar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tak hanya itu, Jokowi menjanjikan penguatan basis pertahanan nasional, termasuk untuk memodernisasi alutsista, meningkatkan kesejahteraan prajurit, dan membangun industri pertahanan. "Di atas itu semua, Jokowi dengan sangat jelas dan sangat tegas mengatakan bahwa inti dari pertahanan adalah kemampuan kita untuk mempertahankan dengan segala daya apa yang menjadi kepentingan nasional kita," kata Dono.
Dari situlah, Dono menganggap Jokowi telah memperlihatkan komitmennya membangun bangsa, tetapi di sisi lain bertekad untuk membangun keamanan bersama dalam suatu kawasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.