JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman mengadakan rapat dengan para Kepala Kepolisian Daerah se-Indonesia di Markas Besar Polri, Jakarta. Rapat tersebut dimaksudkan untuk membahas evaluasi pemilu legislatif sekaligus persiapan pengamanan pemilu presiden mendatang.
"Dalam pileg yang lalu, ada beberapa catatan hitam yang akan saya sampaikan di sini," kata Sutarman saat memberikan arahan kepada para Kapolda di Mabes Polri, Rabu (4/6/2014).
Sutarman mengatakan, dirinya masih menemui kekurangan polisi dalam hal pengamanan pileg. Salah satu catatan tersebut, kata dia, adalah adanya keterlibatan salah satu anggotanya dalam kekerasan di Aceh pada pileg yang lalu.
"Satu orang berbuat, sama dampaknya terhadap institusi Polri, timbul distrust (ketidakpercayaan) masyarakat. Senjata seharusnya dipakai untuk melindungi dirinya dan masyarakat, bukan untuk membunuh masyarakat," ucap mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Hal yang sama, kata Sutarman, juga terjadi ketika pembakaran kantor PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Dia menyebut anggotanya juga ikut terlibat dalam pembakaran tersebut.
Untuk itu, mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid itu meminta kepada para Kapolda untuk mengawasi secara ketat gerak-gerik bawahannya. Dia pun berharap, peristiwa serupa tidak terjadi lagi dalam pemilu presiden mendatang.
"Saya meminta para kapolda membuat rencana pengamanan, kemudian dilatih lagi. Latihan, latihan, latihan. Itu yang membuat kita terampil," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.