"Kami sedang mencari orang yang mampu angkat elektabilitas, dan memiliki chemistry dengan Aburizal. Barangkali sosok itu cocok dari internal partai," jelas Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar, Indra J Piliang, Minggu (20/4/2014).
Indra juga mengungkapkan, bakal cawapres Ical dari kalangan internal juga harus berasal dari kalangan muda. Duet yang akan diajukan Golkar pada Pilpres tahun ini, lanjutnya, akan sangat berpengaruh pada Pilpres 2019.
"Kalau bisa cawapresnya muda dan bisa diajukan lagi sebagai capres lima tahun mendatang," katanya.
Lebih lanjut, Indra menuturkan, pengusungan duet capres-cawapres dari internal partai itu baru akan terealisasi jika Partai Golkar bisa mendapatkan 112 kursi di DPR. Alternatif lainnya adalah Partai Golkar berkoalisi dengan partai lain dengan tetap menawarkan duet capres-cawapres internal.
Kompensasi yang akan ditawarkan Golkar terhadap mitra koalisinya, sebut Indra, adalah dengan mendukung pemilihan kepala daerah.
"Koalisi permanen yang kami bentuk bisa saja mendorong calonnya jadi Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Di beberapa daerah, partai-partai itu pasti sangat butuh Golkar. Jadi konteks koalisi bukan koalisi kabinet, tapi pusat dan daerah," ujarnya.
Indra mengungkapkan, saat ini Golkar masih menunggu hasil perhitungan suara dan penetapan jumlah suara dan kursi oleh Komisi Pemilihan Umum. Sehingga, kemungkinan besar, Golkar baru akan mengumumkan duet capres dan cawapresnya setelah pengumuman dari KPU.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.