Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pimpinan MPR/DPR sampai Elite Partai Diprediksi Gagal Lolos ke Senayan

Kompas.com - 20/04/2014, 12:30 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Nama besar, posisi, dan jabatan tidak menjamin seorang calon anggota legislatif terpilih dalam Pemilu Legislatif 2014. Berdasarkan hasil hitung cepat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), sejumlah menteri, pimpinan MPR/DPR RI, hingga elite partai diprediksi gagal melenggang ke Senayan.

Salah satu yang diprediksi tidak lolos adalah Menteri Pertanian Suswono, yang maju sebagai caleg Partai Keadilan Sejahtera dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah X. Di dapil ini, PKS bersama Partai Nasdem, Partai Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) diperkirakan tidak mendapatkan kursi.

Hal yang sama terjadi pada Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Syaifuddin, yang kembali jadi caleg Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk dapil Jawa Tengah VI, dan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan, caleg Partai Amanat Nasional (PAN) dari dapil Jawa Tengah VIII. Lukman tak mampu meraih suara memuaskan di dapilnya yang mencakup Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, dan Kota Magelang. Di daerah ini, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) diprediksi akan mendapat kursi terbanyak.

Sementara itu, Taufik yang merupakan Sekretaris Jenderal PAN maju di dapil yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Purbalingga. Di daerah ini, hampir semua partai mendapat 1 kursi, kecuali PAN, Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), dan Partai Bulan Bintang.

Tak hanya itu, sejumlah elite partai juga harus siap-siap meninggalkan kursi empuk DPR dan merelakannya untuk caleg lain. Petinggi partai yang diperkirakan tidak lolos adalah Ketua Umum PBB MS Kaban dari dapil Jawa Barat V. Untuk pemilu kali ini, sejumlah lembaga survei memprediksi PBB tidak lolos ke Senayan. Sekretaris Jenderal Partai Hanura Dossy Iskandar juga sulit melawan dominasi PKB, PDI-P, dan Partai Golkar.

Petinggi partai lain, seperti Taufik Basari (Nasdem) dan Ketua DPP PAN Didik J Rachbini, diperkirakan terhenti di dapil DKI Jakarta III. Caleg yang baru saja berpindah partai, seperti caleg Hanura Yusuf Supendi (sebelumnya PKS), Lili Wahid (sebelumnya PKB), dan caleg Partai Nasdem Effendy Choirie (sebelumnya PKB), juga bakal sulit kembali ke Senayan.

Hasil hitung cepat yang dilakukan SMRC ini menarik sampel 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 545.647 TPS yang ada di seluruh Indonesia. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling yang terdistribusi secara proporsional di setiap dapil. Margin of error dari hasil hitung cepat ini kurang-lebih sebesar 1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil hitung cepat ini bukan hasil resmi perolehan suara. Penghitungan resmi surat suara dan hasil rekapitulasinya akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum pada awal Mei 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com