"Saya enggak mau mendahului keputusan PDI-P, tapi ketika kita coba membaca survei dan statement dari internal PDI-P, sepertinya memang pilihan paling rasional adalah mencalonkan Jokowi (untuk pemilu presiden)," kata pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, saat dihubungi, Rabu (12/3/2014) malam.
Yunarto melanjutkan, PDI-P telah dua kali kalah dalam pemilu, yakni pada Pemilu 2004 dan 2009. Selama periode itu, PDI-P konsisten dengan sikapnya untuk tidak masuk dan bergabung bersama koalisi partai pendukung pemerintah.
Untuk merebut kekuasaan, kata Yunarto, PDI-P tentunya akan sangat berhati-hati mengambil keputusan, khususnya mengenai pasangan capres dan cawapres. "Dalam perebutan kekuasaan itu sangat mungkin menjadikan Jokowi sebagai capres. Ini akan semakin realistis jika dideklarasikan sebelum pileg," ujarnya.
Seperti diketahui, bakal capres yang akan diusung PDI-P masih menjadi teka-teki. Meski banyak dukungan agar PDI-P menunjuk Jokowi sebagai capres, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri belum juga memutuskannya. Sesuai Rakernas PDI-P, Megawati diminta menentukan capres dengan mempertimbangkan kesiapan internal dan dinamika politik terkini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.