Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Masalah di Jakarta, Dukungan untuk Jokowi Bisa Beralih ke Prabowo

Kompas.com - 13/03/2014, 00:17 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai permasalahan yang terjadi di Jakarta mulai dari macet, banjir, hingga pengadaan bus transjakarta berkarat dinilai bisa menghilangkan dukungan suara untuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi bila diusung menjadi calon presiden.

"Kalau permasalahan di Jakarta ini terus berlangsung, bisa tersedot suara Jokowi ke Prabowo," kata pengamat politik, Hamdi Muluk, Rabu (12/3/2014). Bukan tanpa alasan Hamdi menyebut nama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto itu.

Menurut Hamdi, berbagai survei selama ini pada umumnya menempatkan Jokowi pada peringkat pertama orang yang paling diinginkan responden menjadi calon presiden. Sementara Prabowo ada di peringkat dua.

Dilihat dari aspek psikologis, lanjut Hamdi, jika masyarakat merasa kecewa dengan orang nomor satu, maka mereka cenderung berpindah ke orang yang berada di urutan kedua. "Tidak mungkin akan bergeser jauh pilihannya. Kalau dari nomor satu, ya pasti pindah ke yang nomor dua," ujar dia.

Risiko beralihnya dukungan untuk Jokowi ke Prabowo, menurut Hamdi, mulai terlihat dari hasil survei Indo Barometer yang bekerja sama dengan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia.

Dalam rilis hasil survei tersebut, Hamdi mengatakan, Jokowi kali ini hanya mendapatkan suara 30,3 persen responden, dua kali lipat dibandingkan suara Prabowo. Padahal, kata dia, pada survei-survei sebelumnya, Jokowi rata-rata mendapat dukungan antara 40-50 persen responden, tiga kali pencapaian suara Prabowo.

Menurut Hamdi, risiko beralihnya suara Jokowi tersebut semakin besar karena Prabowo saat ini tak memegang jabatan publik apa pun. Kondisi ini membuat nama Prabowo tak dicemari isu miring terkait kinerja.

Meski isu terkait kinerja Prabowo pada masa lalu saat masih aktif di Kopassus masih kerap didengungkan, menurut Hamdi, dengungnya tak sekencang yang diarahkan ke kinerja Jokowi di Jakarta sekarang.

"Jadi, masyarakat, yang semula simpati dengan Jokowi, kecewa dengan pengadaan bus ini. Sementara Prabowo bisa dibilang stabil karena tidak ada isu yang menyerangnya. Dengan keadaan yang seperti ini, jelas suara Jokowi akan semakin terancam," ujar Hamdi.

Oleh karena itu, Hamdi berpendapat bila memang PDI-P berniat mengusung Jokowi menjadi calon presiden, kasus-kasus semacam bus berkarat itu harus dituntaskan terlebih dahulu. Harapannya, dukungan untuk Jokowi kembali seperti pada survei-survei sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com