Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sebesar Apa Pun Ical, Semua Kecil Dibandingkan Jokowi"

Kompas.com - 30/01/2014, 09:13 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan menyebut tokoh-tokoh lama yang saat ini digadang maju sebagai calon presiden sebagai "para pemimpin daur ulang" atau "recycled leaders". Menurut dia, tidak ada perubahan tawaran baru yang diberikan kepada para tokoh lama ini. Oleh karena itu, Anies yakin bahwa Pemilu 2014 akan menjadi ajang bagi pemimpin muda unjuk gigi dengan ide-ide segar.

"Recycled leaders sudah terlalu lama. Ini era demokrasi dan kita sekarang bagian dari global community. Kita bukan mencari pemimpin yang mencari masalah, sementara saat ini pendekatannya cenderung seperti itu, tidak ada bedanya," ujar Anies saat berdiskusi dengan redaksi Kompas.com, Rabu (29/1/2014).

Saat ditanyakan siapakah recycled leaders yang dimaksudnya? Anies pun berseloroh. "Ya itulah, yang maju berkali-kali, tapi nggak menang-menang," ujarnya tertawa.

Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat itu menyadari bahwa tokoh-tokoh lama ini masih cukup memiliki dukungan dalam survei. Namun, Anies mengutarakan bahwa keberadaan tokoh itu tak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan elektabilitas Jokowi yang membenamkan semuanya.

"Sebesar apa pun Pak Ical, tapi Pak Jokowi ini beyond. Semua kecil jika dibandingkan Jokowi," imbuhnya.

Masih banyaknya tokoh lama yang maju sebagai calon presiden, menurut Anies, tak lepas dari persepsi masyarakat tentang politik yang begitu buruk. Dia menuturkan, generasi muda yang hadir pada masa Orde Baru, di dalam pikirannya, sudah tertanam untuk tidak mau mengurusi politik. Generasi saat ini, sebut Anies, melihat partai politik sebagai sebuah formalitas belaka.

"Terjadi penurunan. Ini berbeda dengan orang-orang generasi saya, yang merasakan masa transisi Orde Lama ke Orde Baru. Bagaimana parpol berperan sehingga generasi saya bisa dibilang lebih sensitif terhadap politik," kata pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969, ini.

Dengan kondisi tersebut, Anies pun berusaha menawarkan ide tidak dengan menjual janji, tetapi dengan membuat sebuah gerakan. "Saya hadir dengan ide mari sama-sama kita menyelesaikan masalah," katanya.

Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini mengaku berusaha membuat semua orang menyelesaikan persoalan di sekelilingnya. Setelah itu, mereka diajak untuk mengajak orang lainnya melakukan perbuatan baik yang serupa. Hal ini dilakukan Anies bersama relawan "Turun Tangan" yang kini jumlahnya ribuan dan tersebar di seluruh Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal 'Drop' di Yordania

Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal "Drop" di Yordania

Nasional
RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

Nasional
Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Nasional
Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Nasional
Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Jokowi: Mudik Tahun ini Kenaikannya 56 Persen, Total Pemudik 190 Juta

Nasional
Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Jawaban Puan Ditanya soal Wacana Pertemuan Prabowo-Megawati Usai Pilpres 2024

Nasional
Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Yusril Kutip Ucapan Mahfud soal Gugatan ke MK Bukan Cari Menang, Sebut Bertolak Belakang

Nasional
Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Nasional
Yusril Kembali Klarifikasi Soal 'Mahkamah Kalkulator' yang Dikutip Mahfud MD

Yusril Kembali Klarifikasi Soal "Mahkamah Kalkulator" yang Dikutip Mahfud MD

Nasional
Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Nasional
Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Nasional
KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

Nasional
Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Nasional
Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com