Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2014, 03:45 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bukanlah Bandung Bondowoso, tokoh pewayangan yang disebut sanggup membangun seribu candi dalam semalam. Pernyataan itu menanggapi musibah banjir di Jakarta yang dinilai telah menjadi komoditas politik untuk menjatuhkan Jokowi.

"Kejadian bencana banjir dijadikan lawan politik Jokowi untuk menjadikan Gubernur DKI itu bukan siapa-siapa," kata Supriyanto, salah satu penggagas Seknas Jokowi, Senin (20/1/2014). Dia pun menyinggung lembaga survei yang menempatkan elektabilitas Jokowi pada peringkat ketiga begitu banjir melanda Jakarta.

Menurut Supriyanto, lawan politik Jokowi tak pernah melihat bahwa sebelum kepemimpinan Jokowi kondisi banjir di Jakarta lebih parah. Dia pun menegaskan, saat ini Jokowi baru pada tahap menata. "Ada proses dan bukti nyata perbaikan oleh Jokowi," sebut dia.

Supriyanto pun menyebutkan adanya penambahan ruang terbuka hijau pada dua tahun masa kepemimpinan Jokowi. "Dari 9 persen menjadi 25 persen, mendekati batas ideal 30 persen," sebut dia.

Lalu, lanjut Supriyanto, daerah tangkapan air juga bertambah berupa sungai, kanal, dan waduk, dari 4 persen menjadi 8 persen. "Jokowi bukan Bandung Bondowoso yang mampu membangun candi dalam semalam atau mengubah DKI dalam satu hari," tegas dia.

Supriyanto mengatakan pula bahwa tahun ini banjir belum akan hilang dari Jakarta. Bagaimanapun, ujar dia, kehancuran Jakarta sudah dimulai sejak 1980-an. Namun, dia menyatakan, titik banjir di Jakarta sudah jauh berkurang. "Sekarang ada 35 titik, sebelum Jokowi ada 75 dan 63 titik."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

Banjir Dubai, Kemenlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban

Nasional
Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Jokowi Ungkap Indikasi Pencucian Uang Lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Pertemuan Jokowi-Megawati yang Seolah Rencana Kosong

Nasional
Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com