Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Akan Panggil Keluarga Terduga Teroris Ciputat

Kompas.com - 06/01/2014, 16:14 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berencana memanggil keluarga enam terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, pada Selasa (31/12/2013) lalu. Pemanggilan tersebut dilakukan guna menelusuri apakah ada pelanggaran HAM yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror saat penggerebekan tersebut.

"Kami belum sampai pada hasil kesimpulan (ada pelanggaran HAM atau tidak). Nanti kami akan mendengarkan keterangan dari pihak keluarga korban," kata Ketua Komnas HAM Siti Noorlaila, saat mendatangi Mabes Polri, Senin (6/1/2014).

Selain itu, Siti mengatakan, pihaknya juga berencana memanggil Kapolri Jenderal Pol Sutarman dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai. Pemanggilan ini untuk menggali informasi terkait standar operasional prosedur yang digunakan Densus 88 dalam menggerebek terduga teroris.

"Kemarin kami sudah mendengarkan keterangan saksi anggota Densus 88 yang tertembak," ujarnya.

Siti menambahkan, seluruh keterangan yang diperoleh akan dihimpun dan dianalisis. Analisis akan diberi dalam bentuk rekomendasi yang akan diberikan kepada Polri dan pemangku jabatan lainnya. Setidaknya, kata Siti, ada dua rekomendasi yang akan diberikan Komnas HAM. Pertama, terkait paham terorisme yang dipercaya oleh para teroris, kedua terkait peristiwa penggerebekan yang dilakukan polisi.

Terkait kedatangan Komnas HAM ke Mabes Polri hari ini, menurut Siti, untuk meminta penjelasan atas barang bukti yang diperoleh Polri saat penggerebekan. Selain itu, untuk meminta penjelasan terkait paham terorisme yang dianut oleh kelompok teroris.

"Hal ini serius untuk didiskusikan. Karena penting untuk dilihat pada ancaman, apakah ini sampai pada ancaman ideologi bangsa atau tidak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com