"Insya allah ini adalah perayaan Natal Nasional terakhir yang saya hadiri sebagai presiden," ucap Presiden di akhir sambutannya di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (27/12/2013).
Meskipun nanti akan menjadi warga negara biasa, Presiden berjanji akan terus berkomitmen memperjuangkan terwujudnya Indonesia yang semakin rukun dan damai serta bebas diskriminasi. Dia juga menyampaikan keyakinannya bahwa presiden yang menggantikannya nanti akan memiliki hati dan komitmen yang sama.
"Pada saatnya mari bersama-sama kita dukung pemimpin kita mendatang untuk mewujudkan Indonesia yang lebih damai, adil, dan sejahtera," kata Presiden.
Selama 10 tahun memimpin, Presiden mengaku sembilan kali menghadiri perayaan Natal Nasional. Satu kali dia melewatkan acara itu karena merayakan Natal di Papua pada 2004.
Dalam sambutannya, Presiden juga menyampaikan tiga hal yang menurutnya harus dipedomani agar Indonesia menjadi bangsa yang rukun dan damai. Pertama, menerapkan kesadaran untuk hidup rukun dan damai sejak dini.
Menurut Presiden, guru, orangtua, dan pemuka agama memiliki tanggung jawab untuk itu. Dia mengatakan, pemuka agama berkewajiban untuk menaburkan dan menyuburkan nilai dan semangat hidup rukun dan damai di kalangan umat masing-masing.
"Jangan biarkan pikiran radikal dan ekstrim tumbuh dn berkembang di negeri ini," ujarnya.
Kedua, menjadikan upaya mewujudkan kerukunan dan perdamaian sebagai tugas sepanjang masa. Ketiga, meyakini bahwa Indonesia bisa berubah lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.