Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arbi Sanit: Rhoma Itu Pemimpin Dangdut, Bukan Pemimpin Politik

Kompas.com - 14/12/2013, 15:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit mengatakan, peluang Rhoma Irama pada Pemilihan Presiden 2014 sangat kecil. Menurutnya, popularitas Rhoma hanya sebagai penyanyi dangdut, bukan politisi. Menurut Arbi, rendahnya elektabilitas dan popularitas Rhoma sebagai calon presiden tergambar dari hasil sejumlah lembaga survei.  

"Apa alasannya orang milih dia (Rhoma) kecuali dia artis. Orang-orang itu saja yang milih dia. Ya pasti enggak akan menang," kata Arbi, saat dijumpai di Cikini, Jakarta, Sabtu (14/12/2013).

Dalam dunia musik, kata Arbi, Rhoma bisa saja mengklaim diri sebagai raja dangdut. Namun, di dunia politik, menurutnya, Rhoma hanya beruntung karena memiliki kedekatan dengan sejumlah tokoh atau pimpinan partai sehingga dapat berinteraksi dengan masyarakat pada skala yang lebih besar.

KOMPAS.COM/Sandro Gatra Rhoma Irama
"Pemimpin dangdut bukan pemimpin politik. Dia (Rhoma) tidak mampu mengurusi negara," kata Arbi.

Seperti diketahui, Rhoma berkeinginan maju sebagai calon presiden. Ia pun tak main-main. Pada Sabtu (14/12/2013) ini, Rhoma meresmikan Posko Rhoma Irama for Republik Indonesia (Riforri) di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur. Peresmian itu dihadiri Ketua Umum DPP PKB yang juga Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri PDT Helmy Faizal, ratusan orang dari kalangan ulama, kader PKB, dan Komunitas Fans Rhoma dan Soneta (Forsa).

Dalam pidatonya, Rhoma bercerita bagaimana ia bisa maju sebagai capres. Menurutnya, ia sudah diminta menjadi capres sebelum Pemilu 2004, dan "dilamar" sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2009. Namun, Rhoma mengaku menolak semua tawaran itu karena belum berkeinginan maju ke panggung politik nasional. 

Kemudian, kata Rhoma, ia kembali diminta menjadi capres tahun 2011 oleh sekelompok orang yang menamakan diri Tim 9. Kali ini, tanpa diberi waktu berpikir, Rhoma dipaksa untuk menerima.

Rhoma menjelaskan, ia mau maju dalam pemilihan presiden karena menilai, kondisi Indonesia semakin jauh dari nilai-nilai Pancasila. Indikatornya, kata dia, setiap hari ada berita konflik horizontal, saling hujat antar-elite, kriminalitas, serta korupsi. Setelah mendeklarasikan diri sebagai capres, lanjutnya, dukungan dari berbagai kalangan semakin bertambah. Akhirnya, kata dia, Muhaimin mendatanginya pada 2 Maret 2013. Muhaimin menyatakan PKB akan mendukung jika Rhoma ingin maju sebagai bakal calon presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com