Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Istimewanya Jadi Pejabat Negara?

Kompas.com - 06/11/2013, 10:48 WIB
Christoporus Wahyu Haryo P

Penulis


KOMPAS.com - Bukan karena tidak mampu menyewa pesawat, Wakil Presiden Boediono memilih memakai pesawat komersial saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia Islam Ke-9 dan Open Government Partnership Annual Summit di London, Inggris, 28 Oktober-2 November 2013. Berangkat bersama 41 orang, dipilih Singapore Airlines yang setelah dihitung biayanya paling murah. Soal rombongan, jumlah itu tergolong sedikit untuk kunjungan ke luar negeri setingkat pemimpin negara. Biasanya, rombongan bisa mencapai 100 orang atau lebih.

Pejabat yang mendampingi Wapres hanya Sekretaris Wapres Mohamad Oemar, Deputi Seswapres Bidang Politik Dewi Fortuna Anwar, Pelaksana Tugas Deputi Seswapres Bidang Tata Kelola Pemerintahan Bambang Widianto, serta Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Ahmad Rusdi. Sisanya staf dan perangkat protokol dan pengawal yang melekat pada jabatan Wapres, serta enam wartawan. Tidak ada menteri yang ikut. Ny Herawati Boediono juga tidak.

Wapres berangkat dari Bandara Internasional SoekarnoHatta dan hanya diantar Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan sejumlah anggota Musyawarah Pimpinan Daerah DKI Jakarta. Ini berbeda saat Wapres berangkat dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma menggunakan pesawat sewaan.

Dengan pesawat komersial, protokoler penyambutan Wapres saat tiba di London juga lumrah alias biasa saja. Saat di tiba di Bandara Internasional Heathrow, London, Selasa (29/10), Wapres ”hanya” dijemput fasilitas mobil VIP bandara.

Di dalam pesawat, Wapres tidak berada di bangku kelas utama. Wapres memilih kelas bisnis meski sesuai aturan perjalanan dinas yang dikeluarkan Menteri Keuangan, ia berhak juga menggunakan kelas utama.

”Wapres yang memilih di kelas bisnis. Kalau dihitung selisihnya cukup banyak. Tiket kelas bisnis berkisar 3.800 dollar AS (Rp 43 juta), sedangkan tiket kelas utama berkisar 10.000 dollar AS (Rp 113 juta),” kata Oemar.

Di kelas bisnis, Boediono terlihat nyaman. Mengisi lamanya waktu penerbangan, ia merevisi pidatonya pada Forum Ekonomi Dunia Islam.

Oemar tidak menyebutkan secara persis biaya perjalanan selama enam hari itu dan berapa penghematan yang dilakukan. Namun, ia memberi gambaran. Jika kunjungan kerja menggunakan pesawat kenegaraan dengan menyewa dari Garuda Indonesia Airlines, biayanya bisa mencapai 10 kali lipat dari pesawat komersial. Sumber di lingkungan Seswapres menyebutkan, jika menyewa pesawat, biayanya bisa belasan hingga Rp 20 miliar.

Dilihat dari pengeluaran anggaran negara, kunjungan kerja ke luar negeri menggunakan pesawat komersial jauh menghemat. Apalagi selama menjabat, sudah enam kali Wapres ke luar negeri menggunakan pesawat komersial.

Namun, penggunaan pesawat komersial dari sisi pengamanan pemimpin negara, diakui Oemar, tidak bisa optimal. Hal ini karena Wapres berbaur dengan penumpang umum. Namun, toh, hingga saat ini, tidak ada persoalan keamanan selama Wapres menggunakan pesawat komersial.

Pejabat negara di negara-negara maju dan makmur juga biasa melakukannya. Singapura salah satunya. (WHY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com