Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak yang Nasibnya Lebih Buruk dari Buruh

Kompas.com - 02/11/2013, 15:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit mengatakan, banyak sektor pekerjaan yang nasibnya lebih buruk dari buruh. Sektor-sektor tersebut, kata dia, mulai dari sektor informal seperti pertanian hingga sektor formal seperti pegawai negeri sipil (PNS). Namun, menurut Anton, pekerja-pekerja di sektor tersebut tidak banyak mengeluh seperti para buruh.

"Banyak sektor yang nasibnya di bawah buruh, pertanian. PNS itu kalau golongan pertama dan baru masuk gajinya Rp 1,2 juta," kata Anton.

Bahkan, setelah PNS bekerja beberapa tahun dan naik golongan, kata Anton, gaji mereka tetap berada di bawah tuntutan buruh sebesar Rp 3,7 juta. Jadi, menurut dia, upah minimum provinsi (UMP) yang telah ditetapkan oleh Pemerintah DKI Jakarta sebesar Rp 2,4 juta sudah cukup tinggi.

Lalu kenapa hanya buruh yang selalu menuntut upah tinggi? Menurut Anton, ada kemungkinan terdapat pihak-pihak tertentu yang memobilisasi para buruh sehingga mereka kompak beraksi untuk selalu melakukan penuntutan. Namun, Anton enggan berspekulasi lebih jauh, siapa dan motif apa yang dimiliki oleh pihak-pihak tersebut.

Pendapat Anton tersebut diamini oleh Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi. Rusdi juga menilai, masih banyak sektor lain yang bernasib seperti buruh. Namun, menurut Rusdi, hanya buruh yang memiliki kesadaran untuk menuntut apresiasi atas jerih payah mereka.

Oleh karena itu, Rusdi menyarankan agar pihak-pihak pekerja di sektor lainyang belum mendapatkan haknyaberjuang menyampaikan aspirasinya. Namun, Rusdi tidak sepaham dengan pendapat Anton tentang adanya kemungkinan pihak-pihak tertentu memobilisasi buruh.

"Ada yang menunggangi kami? Berapa biaya yang dikeluarkan untuk bayar satu orang demo? Rp 200.000? Kalau yang demo jutaan orang, bagaimana bayarnya?" kata Rusdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com