Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutan: Tidak Ada Dinasti Cikeas

Kompas.com - 14/10/2013, 17:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
— Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana membantah ada upaya Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) membangun dinasti politik Cikeas. Menurut Sutan, SBY tidak tahu-menahu mengenai masuknya sejumlah kerabat SBY dalam susunan pengurus dan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Demokrat.

"Untuk pencalegan, SBY tidak terlibat, kalau ada beberapa nama disebut di situ yang punya hubungan dengan beliau, pasti beliau tidak tahu-menahu karena semua itu ada tangan tim pencalegan yang menerima pendaftarannya. Saya percaya tidak ada yang memberi tahu beliau tentang ada yang nyalon masih ada hubungan keluarga dengan beliau," kata Sutan ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (14/10/2013).

KOMPAS/ALIF ICHWAN Ketua Dewan Pembina Dewan Pembina Pusat Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, mengadakan jumpa pers di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (11/7/2011). Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, prihatin dengan situasi politik di Tanah Air belakangan ini. Kompetisi politik diwarnai dengan dengan politik politik pecah belah atau devide et impera yang pernah dijalankan pemerintah kolonial zaman dulu.

Soal adanya dinasti politik yang muncul di daerah, Sutan mulai dengan fakta bahwa Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Oleh sebab itu, menurutnya, demokrasi yang diharapkan sebenarnya berkualitas dan tidak melahirkan dinasti yang sangat kuat yang berkecenderungan untuk korupsi. Sutan mengutip perkataan terkenal dari Lord Acton, "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely."

"Nah, kekhawatiran kita ini sudah mulai terlihat di Banten dan di beberapa tempat, serta bahkan dimulai dari dalam tubuh beberapa parpol itu sendiri. Dan, ini kalau tidak kita cegah atau kita biarkan begitu saja, saya khawatirkan yang menjadi korban adalah rakyat dan negeri kita ini sendiri. Inilah yang dikhawatirkan Pak SBY," kata Sutan.

Jumat (11/10/2013), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan para kepala daerah di seluruh Indonesia untuk tidak menyalahgunakan wewenangnya dengan menaruh para kerabatnya di lingkaran kekuasaan serta menyatukan antara kekuasaan politik dan kekuasaan bisnis. Pernyataan SBY ini dianggap sebagai sindiran terhadap politik dinasti di daerah.

Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap Tri Dianto ikut menyindir politik "Dinasti Cikeas". Menurutnya, sejumlah kerabat SBY adalah di susunan pengurus Partai Demokrat dan juga caleg dari Demokrat, antara lain Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas; Anggota Dewan Pembina Demokrat Pramono Edhie Wibowo; Wakil Ketua Umum Demokrat Agus Hermanto; Sartono Hutomo (sepupu SBY), caleg DPR Jatim VII; Putri Permatasari (keponakan Agus Hermanto), caleg DPR Jateng I; dan Hartanto Edhi Wibowo (adik ipar SBY), caleg DPR Banten III.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com