Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Tak Neko-neko dan Tak Korupsi, Jokowi Tak Terkalahkan

Kompas.com - 13/09/2013, 08:28 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengamat mencium akan ada serangan politik guna membendung derasnya dorongan pada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk maju sebagai calon presiden di tahun depan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan Jokowi untuk menghadapi serangan politik tersebut.

Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi menyampaikan, Jokowi sebaiknya tak perlu menjawab pertanyaan mengenai calon presiden sampai batas waktu tertentu. Menurutnya, akan lebih baik jika Jokowi konsisten dan fokus membenahi peliknya masalah Ibu Kota DKI Jakarta.

Sikap tersebut, kata Kristiadi, akan membuat kinerjanya selama memimpin Jakarta semakin nampak sehingga dapat menjadi pegangan jika suatu saat nanti ada penghalang saat dirinya berniat maju sebagai calon presiden. Selain itu, bila Jokowi terus konsisten seperti saat ini, maka Kristiadi yakin hal tersebut akan memprovokasi publik di luar warga Jakarta menginginkan pemimpin seperti Jokowi.

"Kerja saja, fokus selesaikan Jakarta, buktikan dulu agar nanti dapat menjadi bantahan kalau ada yang mencerca. Ini juga bisa memprovokasi publik agar ingin dipimpin oleh Jokowi," kata Kristiadi dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), di Jakarta, Kamis (12/9/2013).

Dalam kesempatan yang sama, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Hamdi Muluk menuturkan, serangan politik untuk Jokowi mulai tercium saat pendukungnya mengalami rasa takut kehilangan. Ia menggambarkan, saat ini perasaan masyarakat kepada Jokowi seperti anak muda yang tengah kasmaran.

Menurutnya, rasa kasmaran masyarakat ini merupakan modal sosial yang dimiliki oleh Jokowi. Ia yakin, semua serangan untuk Jokowi akan tumpul seketika karena rasa kasmaran dari masyarakat tersebut.

"Kalau Jokowi menjaga modal sosial itu, tidak neko-neko, tidak korupsi, dan tidak melakukan perbuatan tercela, saya kira susah menggergaji Jokowi," tandasnya.

Sebelumnya, Hamdi juga menyampaikan bahwa Jokowi memiliki empat kelebihan yang tidak seutuhnya dimiliki oleh tokoh lainnya. Yaitu, jiwa kepemimpinan dan integritas, political branding, mampu menggoda publik, dan mampu menjadi seperti wabah yang menjangkiti masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com