Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei INES Sanjung Gerindra dan Prabowo

Kompas.com - 05/09/2013, 15:26 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Indonesia Network Election Survey (INES) merilis hasil survei yang dilakukan pada 16-30 Agustus 2013. INES menyebutkan, Partai Gerindra dan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden berjaya. Sebaliknya, PDI Perjuangan dan Joko Widodo alias Jokowi sebagai bakal capres disorot miring, jauh berbeda dengan hasil survei sejumlah lembaga lainnya. 

Hasil survei itu dipaparkan Direktur Executive INES Irwan Suhanto. Hadir pula Direktur Data INES Sutisna, mantan Komisioner KPU Mulyana W Kusumah, dan para peneliti INES.

Awalnya, mereka menyebut mengambil sampel sebanyak 8.280 orang di 33 provinsi. Penarikan sampel menggunakan stratified random sampling atas dasar provinsi, proporsi desa/kota, penghasilan, dan jenis kelamin. Margin of error survei itu, menurut mereka, hanya 1,1 persen.

Hasilnya, elektabilitas Partai Gerindra teratas mengalahkan Partai Golkar dengan angka 24,56 persen. Elektabilitas Golkar disebut hanya 16,07 persen, PDI-P 13,07 persen, PAN 8,7 persen, Hanura 8,19 persen, Nasdem 6,03 persen, Demokrat 4,86 persen, PPP 4,12 persen, PKB 3,79 persen, PKS 2,11 persen, PKPI 0,82 persen, dan PBB 0,36 persen.

Irwan mengatakan, Gerindra teratas karena membawa program yang pro-rakyat. PDI-P juga disebut mempunyai program kerakyatan yang jelas dan progresif. Namun, INES mengungkit ketika zaman Megawati Soekarnoputri menjadi presiden.

"Rakyat kapok karena pada era PDI-P berkuasa, BUMN kebanggaan, Indosat, Tangguh LNG, dijual ke asing murah. Pada era PDI-P juga banyak undang-undang yang dihasilkan sangat liberal, seperti UU Migas, UU Tenaga Kerja, dengan rezim upah murah dan sistem outsourcing yang terus menjadi persoalan di kalangan buruh," kata Irwan.

Prabowo "kalahkan" Jokowi

Bagaimana dengan capres? Elektabilitas Prabowo juga disebut teratas mengalahkan Jokowi dan 25 tokoh lain. Elektabilitas Prabowo mencapai 34,6 persen dan Jokowi 21,4 persen.

Disebutkan, Prabowo memiliki gaya kepemimpinan yang diinginkan masyarakat, yakni tegas, jujur, tidak peragu, bersih, mempunyai rasa nasionalisme, berpihak pada rakyat kecil dan menengah. Gaya kepemimpinan Prabowo, kata Irwan, merupakan antitesis dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Bagaimana dengan Jokowi yang dalam berbagai hasil survei selalu teratas? Entah data dari mana, INES menyebut tingginya elektabilitas Jokowi karena pengaruh kinerja Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dalam menyelesaikan masalah.

"Masyarakat menilai yang menghadapi kelompok penolakan penggusuran pedagang kaki lima, penggusuran Waduk Pluit, protes dari Komnas HAM, serta tuntutan buruh terkait UMR DKI adalah Ahok, bukan Jokowi," kata Irwan.

Tak hanya itu, Irwan mengatakan, masyarakat ingin Jokowi memenuhi janjinya menyelesaikan masalah Jakarta. Namun, tidak ada data berapa banyak orang yang menginginkan hal itu. Diungkit pula proyek Mobil Esemka yang pernah diangkat Jokowi ketika menjabat Wali Kota Surakarta.

"Sampai hari ini, proyek mobil Esemka tidak jelas perkembangannya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com