Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Para Calon Presiden "Berkendara" dengan Iklan Komersial

Kompas.com - 05/08/2013, 09:25 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— "Pemimpin itu harus bejo (bersih, jujur, ojo dumeh), jangan masuk angin".

Anda mungkin tahu kalimat itu. Di layar televisi, kalimat itu diucapkan oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, pada salah satu iklan produk jamu. Ceritanya, Mahfud tengah menjadi dosen.

Kemunculan Mahfud di televisi tentu saja meraih perhatian publik. Banyak kalangan langsung mengaitkan kemunculan Mahfud dalam dunia iklan komersial itu dengan rencananya maju sebagai calon presiden pada 2014. Ketika masih menjadi Hakim Konstitusi, Mahfud hanya menyiratkan akan maju pada Pilpres 2014. Keinginan itu disampaikannya secara gamblang setelah pensiun.

Tak hanya Mahfud, ada beberapa tokoh nasional lain, yang disebut-sebut sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, muncul di luar kebiasaan. Sebut saja Menteri BUMN Dahlan Iskan, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (Purn) Pramono Edhie, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, dan Ketua DPR Marzuki Alie. Biasanya, mereka hanya tampil dalam pemberitaan di media massa.

Sama seperti Mahfud, Dahlan juga tampil dalam salah satu produk jamu. Dengan beberapa artis, Dahlan mempromosikan produk tersebut dengan latar belakang negara di Eropa. Seperti diketahui, tanpa malu-malu, Dahlan juga pernah menyampaikan keinginannya menjadi presiden.

Hal yang sama dilakukan Pramono. Dia juga tampil sebagai bintang iklan produk jamu. Pada akhir masa jabatan sebagai KSAD, Pramono sempat muncul dalam iklan layanan kesehatan TNI AD, yakni operasi katarak.

Awalnya, Pramono mengaku belum memiliki rencana terjun ke dunia politik setelah pensiun dari militer. Belakangan, adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu bergabung dengan Partai Demokrat. Ia lalu secara terbuka mengaku ingin maju dalam konvensi partai tersebut.

Lain lagi Gita. Selain tampil di iklan terkait tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Kementerian Perdagangan, Gita sempat tampil di iklan ucapan ulang tahun perusahaan otomotif terkenal di Indonesia. Gita juga mengaku ingin ikut konvensi Demokrat.

Marzuki jauh lebih dulu tampil dibanding mereka. Marzuki membintangi produk kipas angin buatan lokal. Dalam iklan itu, Marzuki mengaku bahwa keluarganya menggunakan produk dalam negeri. Sama seperti Pramono dan Gita, Marzuki juga siap bertarung dalam konvensi Demokrat.

Efektif atau cuma "angin lalu"

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, mengatakan, saat ini mereka yang hendak maju di pilpres tentu memanfaatkan acara, kegiatan, talk show, termasuk iklan komersial untuk menaikkan popularitas. Dalam komunikasi politik, kata dia, tindakan itu sering disebut hype politic atau memalingkan perhatian publik melalui media massa.

"Mereka, kata Gun Gun, sedang mengonstruksi diri seperti yang diinginkan. Tujuannya adalah memengaruhi persepsi publik. Jadi, mereka akan all-out memanfaatkan situasi dan menjadi free rider dalam setiap momen yang mempunyai nilai popularitas," kata Gun Gun ketika dihubungi, Jumat (2/8/2013).

Gun Gun menambahkan, masalahnya, upaya mereka itu tidak otomatis akan berefek positif terhadap elektabilitas. Publik akan membaca pencitraan mereka historis berjenjang. Artinya, jika citra yang ditampilkan di televisi berbeda 180 derajat dengan keseharian mereka, kata dia, maka koherensi karakterologisnya akan lemah.

Dampaknya, menurut Gun Gun, perilaku narsistis mereka akan dianggap angin lalu saja. Aktivitas pencitraan yang over-expose juga berpeluang membuat orang jenuh dan tidak memberi respek lebih.

"Pencitraan boleh-boleh saja, tetapi kalau tidak sesuai dengan reputasi mereka juga tidak akan berguna banyak," kata doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com