Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Konvensi Capres Bukan karena Kami Kehilangan Anas Urbaningrum

Kompas.com - 02/08/2013, 08:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan, konvensi calon presiden dilakukan bukan karena kekurangan figur potensial di internal Demokrat. Ia juga menepis anggapan bahwa konvensi digelar karena Demokrat panik setelah kehilangan Anas Urbaningrum, mantan ketua umum, yang diproyeksi menjadi calon presiden termuda. 

"Saya kurang sependapat, konvensi ini justru memberi ruang demokrasi bagi kader untuk menunjukkan kesiapannya ke publik bahwa Partai Demokrat punya capres yang bisa diandalkan," kata Marzuki, melalui pesan singkat, Jumat (2/8/2013) pagi.

Marzuki menjelaskan, konvensi digelar agar kader internal Demokrat aktif terlibat dalam pengusungan calon presiden. Sebelumnya, semua kader lebih banyak diam karena sungkan dan lebih memilih menunggu titah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tak hanya itu, kata Marzuki, beberapa kali SBY sempat meminta kadernya untuk berkampanye sebagai capres, tapi permintaan tersebut tidak pernah direspons oleh kader. Kenyataan berbanding terbalik setelah jalur konvensi dipilih dan resmi menjadi cara Demokrat untuk menentukan capresnya. Sejumlah kader internal bermunculan dan tidak ragu lagi menyatakan kesiapannya menjadi capres.

"Selama ini kader bersifat pasif, ewuh pakewuh (sungkan) karena semuanya menunggu titah SBY sebagai ikon Partai Demokrat selama ini," ujarnya.

Marzuki berpendapat, konvensi adalah terobosan positif yang telah direncanakan dengan matang. Menurutnya, baru kali ini terjadi ruang di mana calon presiden dari sebuah partai terbuka untuk semua orang. Lazimnya, lanjut dia, posisi calon presiden selalu menjadi jatah ketua umum partai.

"Suatu keterpaksaan artinya dilakukan tanpa rencana. Semua sadar di Partai Demokrat cukup banyak kader, tapi apakah kader ini bisa diterima masyarakat? Maka konvensi ini ujiannya," ujar Marzuki.

Sebelumnya, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menyampaikan bahwa konvensi dilakukan untuk menyiasati minimnya figur di internal Demokrat, khususnya setelah partai itu kehilangan sosok Anas Urbaningrum. Hayono mengatakan bahwa partainya sangat terpukul setelah Anas lengser sebagai ketua umum lantaran diduga terlibat dalam kasus korupsi Hambalang.

Konvensi, kata Hayono, dilakukan Demokrat dengan penuh keterpaksaan. Namun, ia menyambut baik konvensi calon presiden tersebut. Hayono dan Marzuki Alie adalah dua kader internal Partai Demokrat yang digadang-gadang mengikuti seleksi konvensi tersebut.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com