Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Mahfud MD Akan Berlabuh?

Kompas.com - 28/07/2013, 11:27 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah yakin dengan rencananya maju sebagai calon presiden 2014-2019, Mahfud MD kini memetakan partai yang akan menjadi kendaraan politiknya. Pilihan telah mengerucut, antara Partai Keadilan Bangsa (PKB) atau melalui jalur konvensi yang diadakan Partai Demokrat.

Pada 19 Juli 2013, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini menggelar acara soft launching "MMD Initiative", sebuah lembaga yang didirikannya sebagai pusat dan sosialisasi gagasan serta kegiatan dirinya menyongsong waktu pemilihan presiden. Saat itu, Mahfud menyatakan bahwa terminal politiknya adalah PKB.

Bagi Mahfud, PKB adalah alat politik resmi Nahdlatul Ulama dan terminal politiknya. Mahfud sempat menjadi kader PKB sebelum akhirnya keluar setelah terpilih sebagai Ketua MK. Terkait konvensi, beberapa waktu lalu putra asli Madura ini belum mengakui ketertarikannya dengan alasan banyak hal yang ia pertanyakan, khususnya mengenai aturan main konvensi.

Namun, pada Jumat (26/7/2013), Mahfud menyatakan tertarik mengikuti konvensi. Hal itu didasari oleh sejumlah jaminan yang diberikan kepada peserta konvensi dan diketahui Mahfud dari surat undangan mengikuti konvensi yang diterimanya dari Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Hal-hal yang membuat Mahfud tertarik pada konvensi capres Demokrat karena Majelis Tinggi Partai Demokrat menjamin konvensi dilaksanakan oleh Komite Konvensi yang independen dan jaminan tak ada kandidat yang dianakemaskan dalam konvensi tersebut.

Selain itu, Mahfud mengaku tertarik karena penentu pemenang konvensi bukanlah dari internal Partai Demokrat atau Komite Konvensi, melainkan hasil survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei pada masyarakat pemilih.

Terakhir, Demokrat juga menjamin akan difasilitasinya seluruh peserta konvensi saat melakukan sosialisasi terkait kegiatan konvensi. Namun, Mahfud belum membuat keputusan jalur mana yang akan dipilihnya untuk maju sebagai calon presiden. Keputusan finalnya, kata Mahfud, akan disampaikannya sekitar September 2013 nanti.

"Tidak lama, saya kira sebelum bulan September harus sudah ada sikap politik yang jelas, pilih apa, ikut mana, atau tidak ikut apa-apa," kata Mahfud, Jumat (26/7/2013).

Sebagai catatan, Mahfud yakin maju sebagai calon presiden dengan alasan ingin melayani dan memperbaiki administrasi pemerintahan yang saat ini ia anggap masih jeblok. Baginya, tokoh-tokoh nasional yang saat ini telah mendeklarasikan diri atau digadang-gadang menjadi calon presiden lambat laun jumlahnya akan menyusut.

Terlebih, setelah hasil pemilihan legislatif diketahui, ia prediksi akan ada tokoh yang "gagal nyapres" lantaran partai pengusungnya tak memenuhi presidential threshold.

Oleh karena itu, Mahfud terus membuka komunikasi dengan seluruh partai politik peserta Pemilu 2014, dan ormas islam serta sejumlah pimpinan dan santri di pesantren yang akan menjadi basis pemilihnya. Mahfud berjanji akan bertarung sebagai calon presiden dengan cara yang elegan.

Bila terpilih jadi presiden, kata Mahfud, sasaran utama yang akan ia perjuangkan adalah menegakkan hukum. Ia berambisi mewujudkan Indonesia menggunakan supremasi hukum sebagai panglima baru. Alasannya, di zaman Bung Karno, panglimanya adalah politik, dan jatuh. Setelah itu masuk era Orde Baru yang menjadikan ekonomi sebagai panglimanya, dan tetap saja jatuh.

"Nah sekarang kami tawarkan panglima hukum, semuanya kita kawal dengan hukum. Karena setelah saya renungkan, semua program sudah kita miliki, tapi hukumnya ini yang ditegakkan lemah," ujarnya.

Mahfud juga sempat menyampaikan bahwa dirinya akan mendukung capres lain yang dianggapnya potensial, mampu membawa perubahan, dan memiliki track record menjanjikan. Karena niatnya maju sebagai capres hanya untuk menjadi alternatif dari alternatif calon yang sudah ada. Mahfud yakin, presiden pada 2014 nanti sesuai dengan rencana Tuhan. Ia pun memilih mengalir dan tampil sebagai calon presiden yang "seadanya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com