Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik KPK: Pengacara Arahkan Saksi Bela Djoko Susilo

Kompas.com - 16/07/2013, 21:18 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik KPK Komisaris Polisi Novel Baswedan mengungkapkan adanya upaya tim pengacara Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo mengarahkan keterangan saksi yang akan diperiksa dalam kasus dugaan korupsi dan pencucian uang proyek simulator ujian SIM. Menurut Novel, sebelum diperiksa di KPK, sejumlah saksi dipanggil pengacara Djoko untuk diarahkan sehingga keterangan mereka membela Djoko.

“Contoh saksi Wasis, pernah dipanggil, diminta menemui pengacara, diarahkan untuk bagaimana membela terdakwa. Saksi merasa ketakutan karena yang bersangkutan anggota Kepolisian, pangkat bintara, harus berhadapan dengan terdakwa yang berpangkat jenderal,” kata Novel saat bersaksi dalam sidang Djoko di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Novel diperiksa sebagai saksi verbalisan atau saksi yang melakukan pemeriksaan di tingkat penyidikan. Lebih jauh Novel mengungkapkan, saksi Wasis yang dikenal sebagai ajudan Djoko ini pernah menyampaikan ketakutannya itu kepada penyidik KPK. Dalam proses pemeriksaan pun, menurut Novel, saksi Wasis takut menyampaikan keterangan yang benar.

“Kami sebagai penyidik kemudian memberikan kelonggaran sehingga pemeriksaan tidak dilakukan sekaligus,” ujarnya.

Wasis merupakan salah satu saksi yang dianggap tahu soal kardus-kardus berisi uang yang diterima Djoko. Dia beberapa kali disebut memasukkan kardus-kardus berisi uang dari rekanan tersebut ke mobil Djoko. Selain itu, Wasis merupakan saksi yang dianggap tahu seputar empat kardus yang diduga mengalir ke anggota Dewan.

Saat diperiksa sebagai saksi dalam persidangan, Jumat (12/7/2013), Wasis mengaku pernah mengantarkan kardus ke Plaza Senayan, Jakarta. Ia mengantarkannya bersama dengan Ajun Komisaris Besar Teddy Rusmawan beberapa waktu lalu. Namun, kepada majelis hakim, Wasis mengaku tidak tahu apakah isi kardus tersebut merupakan uang atau bukan.

Wasis juga mengaku tidak tahu kepada siapa kardus itu diberikan. Dia mengaku telah mengarang cerita soal kardus tersebut saat diperiksa dalam proses penyidikan di KPK.

Menurut Wasis, keterangannya dalam berita acara pemeriksaan (BAP) KPK mengenai kardus yang diantarkan ke Plaza Senayan itu tidak benar. Wasis mengaku diarahkan penyidik KPK agar mengakui bahwa kardus yang diantarkannya ke Plaza Senyan tersebut berisi uang.

Saat dikonfirmasi dalam persidangan hari ini, penyidik yang memeriksa Wasis, Sudiyanto, membantah disebut mengarahkan keterangan saksi. Menurut Sudiyanto, proses pemeriksaan berlangsung tanpa tekanan. Bahkan Wasis yang baru pulang umrah itu sempat menceritakan pengalamannya di Tahan Suci kepada penyidik.

“Beliau sempat kultum (memberi kuliah) kepada penyidik dan dia menyampaikan akan mengatakan sebenarnya karena sudah umrah. Setelah selesai pemeriksaan, beliau baca, bahkan janji akan berikan keterangan bilamana ada yang tidak benar,” ujar Sudiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com