Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Rapat Terbatas soal Kerusuhan di LP Tanjung Gusta

Kompas.com - 13/07/2013, 11:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung menggelar rapat terbatas di Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/7/2013) pagi ini. Rapat akan membahas soal kerusuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta dan stabilitas harga daging.

Berdasarkan jadwal dari pihak Istana, Presiden berangkat dari Bandara International Lombok sekitar pukul 10.00 Wita. Presiden diperkirakan tiba di Jakarta sekitar pukul 10.50 WIB.

Begitu tiba di Lanud, Presiden akan menerima terlebih dulu laporan dari para menteri terkait, seperti Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto. Presiden juga akan memberikan sejumlah arahan.

Seperti diketahui, dua agenda rapat terbatas kali ini menjadi dua isu krusial yang terjadi belakangan ini. Terkait peristiwa Lapas Tanjung Gusta pada Kamis (11/7/2013), ratusan narapidana kabur setelah terjadi kerusuhan dan pembakaran di dalam lapas. Peristiwa ini menyebabkan lima orang tewas.

Terkait harga daging, menjelang bulan Ramadhan, harga daging terus merangkak naik dari yang sebelumnya Rp 50.000 kini sudah mencapai Rp 70.000-Rp 100.000 pada Juli 2013. Kenaikan harga daging sapi tersebut merupakan salah satu dari lima komoditas bahan pangan yang harganya melonjak akhir-akhir ini.

Impor daging sapi pun akan dilakukan untuk menstabilkan harga. Tetapi, realisasi impor ini terlambat. Menteri BUMN Dahlan Iskan menuding keterlambatan realisasi impor daging sapi karena sulitnya perizinan yang diberikan pemerintah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com