JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengingatkan seluruh komponen bangsa untuk terus mengedepankan konsensus dasar dalam berdemokrasi. Rakyat, kata Dipo, harus belajar dari kudeta Presiden Mesir Muhammad Mursi oleh militer.
Menurut Dipo, seorang pemimpin semestinya tidak mentang-mentang. Walau terpilih secara demokratis dengan perolehan suara 52,49 persen, kata Dipo, kenyataannya Mursi lebih mementingkan partainya, bukan menjalankan agenda reformasi seperti yang dijanjikan ketika kampanye.
"Intinya kita harus merangkul semua kekuatan, golongan. Jangan mentang-mentang terpilih sebagai presiden, dia mementingkan partainya saja," kata Dipo di Jakarta, Jumat (12/7/2013), seperti dikutip Situs Sekretariat Kabinet.
Dipo berpendapat, menjalankan pemerintahan koalisi tidak semudah seperti yang kini terjadi di Indonesia. Dipo sependapat dengan pandangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa siapa pun yang ingin perubahan nantinya tetap harus mengedepankan empat pilar, yakni UUD 1945, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Sebelumnya, jika memang ingin dilakukan perubahan di Indonesia, Presiden berharap berlangsung secara damai dan demokratis. Di atas segalanya, perubahan bukan hanya keinginan sekelompok elite. Tidak juga hanya keinginan seorang, dua orang, tiga orang pemimpin. Tetapi, perubahan harus menjadi kehendak seluruh rakyat. Itu perubahan yang mesti kita jalankan di masa akan datang. Demikian kata Presiden.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.