Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag: Pulangkan Warga Syiah Mudah dan Murah, tapi...

Kompas.com - 09/07/2013, 17:31 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, memulangkan warga Syiah di Sampang, Madura, ke kampung halaman mereka tidak mungkin dilakukan. Pasalnya, kepolisian tidak bisa menjamin keamanan mereka.

Menurut Suryadharma, sebenarnya, memulangkan mereka ke kampung halaman merupakan opsi yang paling mudah dan murah. Hitungannya, membangun kembali satu rumah hanya butuh sekitar Rp 10 juta lantaran rumahnya rata-rata terbuat dari tiang kayu, dinding bilik, dan atap rumbia.

"Kalau bangunkan kembali rumah itu paling-paling Rp 10 juta, plus uang macam-macam jadi Rp 20 juta. Kalau dikali 100 rumah jadi Rp 2 miliar. Kecil buat negara. Dana yang sudah kita keluarkan banyak sekali, lebih dari itu karena tinggal di GOR," kata Suryadharma di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (9/7/2013).

Suryadharma menambahkan, tidak mungkin mereka terus tinggal di GOR karena tidak manusiawi. Namun, mereka tidak mungkin juga kembali karena masyarakat setempat sudah menolak warga Syiah kembali.

"(Kalau kembali) bagaimana keamanannya? Apakah kepolisian harus menjaga setiap rumah, setiap orang selama 24 jam? Pihak keamanan tidak sanggup mengamankan mereka karena ancaman seperti itu," kata politisi PPP itu.

Memindahkan mereka dari GOR ke Puspa Agro Jemundo di Sidoarjo, tambah Suryadharma, karena alasan kemanusiaan. GOR, kata dia, bukan tempat tinggal, tetapi dipakai untuk tidur sekeluarga hingga hubungan intim suami istri.

"Sangat tidak manusiawi. Apakah itu akan diteruskan? Kalau di Perumahan Puspa Agro lebih manusiawi, ada kamar-kamar. Kita bukan memaksa mereka, tapi karena kemanusiaan. Kalau mereka pulang, terjadi peristiwa (penyerangan) lagi, nanti disebut pemerintah membiarkan, tidak bisa menjaga keamanan. Jadi, kami punya alasan kenapa mereka dipindahkan," pungkasnya.

Seperti diberitakan, warga Syiah di Sampang menolak direlokasi dan terus menuntut pemerintah mengembalikan ke tanah leluhurnya. Sebagian di antara mereka bahkan sampai bersepeda ke Jakarta dan berkali-kali melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com