"Saya enggak tahu motifnya apa. Saya juga bingung karena selama ini Pak Wiranto selalu bilang dalam berbagai kesempatan bahwa dia menunggu hasil pileg (pemilu legislatif)," ujar Yuddy saat dihubungi, Rabu (3/7/2013).
Selama ini, katanya, ia selalu berpegang pada fatsun politik itu. Namun, tiba-tiba keputusan berubah dengan pendeklarasian Wiranto-Hary Tanoe pada Selasa (2/7/2013) kemarin.
Sebelumnya, pernyataan senada juga disampaikan Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier. Ia mengatakan, pengusungan pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden tidak sah.
"Saya kira tidak sah. Mekanisme apa yang dipakai? Kenapa tiba-tiba begitu?" ujar Fuad Bawazier saat dihubungi secara terpisah, Rabu (3/7/2013).
Ia mengungkapkan, penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusung Hanura seharusnya diputuskan dalam rapat pimpinan nasional. Hal itu diatur dalam Pasal 48, yang pada intinya menyatakan, Rapimnas diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk membahas hal-hal yang bersifat strategis dan mendesak.
Deklarasi capres-cawapres
Seperti diberitakan, pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung Partai Hanura dalam Pemilihan Presiden 2014. Deklarasi pasangan ini digelar pada Selasa (2/7/2013) kemarin, di Hotel Mercure, Jakarta Pusat.
Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin menjelaskan, keduanya dipilih karena ada permintaan para kader Hanura dari daerah.
"Dalam perjalanan, adanya arus keras permintaan dari daerah yang menginginkan agar Pak Wiranto diduetkan dengan Pak HT menjadi pasangan capres-cawapres," ujar Saleh.
Bagi Hanura, Wiranto dan Hary Tanoe cukup ideal, serasi, saling menunjang, serta saling melengkapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.