Harapan itu disampaikan anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Golkar, TB Ace Hasan Syadzily, di sela-sela mengikuti kunjungan Pemerintah RI ke Pemerintah Arab Saudi di Mekkah, Rabu (26/6) sore waktu setempat. Ace berangkat bersama rombongan Kementerian Agama dan DPR pada Senin lalu untuk menemui pemerintah setempat di Jeddah dan dijadwalkan kembali ke Jakarta Kamis ini. Rombongan berusaha melobi Pemerintah Arab Saudi untuk tidak mengurangi sekitar 20 persen (42.200 anggota jemaah) dari total kuota 211.000 anggota jemaah haji asal Indonesia tahun 2013.
”Pemerintah Arab Saudi minta pengertian umat Islam dan Pemerintah Indonesia karena terpaksa mengurangi kuota haji Indonesia tahun 2013 akibat penyelesaian renovasi Masjidil Haram di Mekkah. Pengurangan kuota ini semata-mata untuk menjaga keselamatan jemaah haji akibat keterbatasan daya tampung,” katanya.
Ace mengutip penjelasan Menteri Haji (ad interim) Arab Saudi Abdul Aziz Khoza bahwa renovasi Masjidil Haram untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji dan langsung di bawah pengawasan Raja Arab Saudi. Proyek yang memakan waktu tiga tahun itu merupakan proyek ekstravaganza, terutama dengan memperluas plaza tawaf.
Daya tampung Masjidil Haram semula 48.000 orang per jam, tetapi akibat renovasi tinggal 22.000 orang per jam. Setelah proyek selesai, diharapkan daya tampungnya menjadi 105.000 orang per jam.
Ace berharap Pemerintah RI meminta tambahan kuota haji setelah proyek renovasi selesai, yaitu tahun 2017, dengan total kuota 370.000 anggota jemaah atau naik 160 persen. Hal ini sebagai kompensasi atas pemangkasan 20 persen jemaah Indonesia selama renovasi Masjidil Haram. ”Langkah ini dilakukan agar tidak terjadi antrean yang semakin panjang,” ujarnya.
Secara terpisah, anggota Komisi Pengawasan Haji Indonesia, Samsul Maarif, di Jakarta, berharap Kementerian Agama segera menyosialisasikan kebijakan itu kepada calon jemaah haji, terutama yang batal berangkat tahun 2013. ”Pemerintah harus memastikan bahwa mereka dapat jaminan untuk diprioritaskan berangkat tahun 2014,” katanya. (IAM)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.