Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahmad Fathanah Sudah 4 Kali Menikah

Kompas.com - 24/06/2013, 19:20 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus dugaan korupsi kuota impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang, Ahmad Fathanah, diketahui telah menikah sebanyak empat kali. Fathanah diduga memberikan uang maupun barang yang berasal dari hasil tindak pidana korupsi kepada keempat istrinya.

Hal ini terungkap melalui surat dakwaan tim jaksa KPK yang dibacakan dalam persidangan Fathanah di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (24/6/2013). “Terdakwa telah melakukan beberapa kali pernikahan. Pertama pada tahun 1993 terdakwa menikahi Siti Fatimah," kata Jaksa Afni Carolina.

Pada pernikahannya dengan Siti, keduanya dikaruniai tiga orang anak. Kemudian, Siti diceraikan pada 1999. Pada tahun yang sama, Fathanah menikahi Dewi Kirana dan dikaruniai seorang anak. Dewi kemudian diceraikan pada tahun 2006. Setelah bercerai dengan Dewi, Fathanah menikah lagi pada 2008.

"Pada 2008 terdakwa menikahi Surti Gulyanti, tidak dikaruniai anak," kata Jaksa. Istri yang terakhir dinikahi Fathanah yaitu Sefti Sanustika. Keduanya menikah siri pada Desember 2011 dan dikaruniai seorang anak yang baru lahir pada Maret 2013.

Dalam dakwaan terungkap, Fathanah pernah mentransfer uang kepada mantan istrinya Dewi sebanyak 12 kali berjumlah Rp 345 juta. Dia juga mengirim Rp 42,16 juta melalui transfer M-Banking sebanyak dua kali ke Handy Gozalie, pemilik MB Jewellery, untuk membayar sebagian pembelian perhiasan atas nama Dewi Kirana.

Kemudian kepada Sefti, Fathanah diketahui mentransfer sebanyak 16 kali berjumlah Rp 186,5 juta. Pada tahun 2012, Surtini Gulyanti juga pernah dikirim uang oleh Fathanah Rp 251 juta. Beberapa kali Fathanah memberikan uang pada mereka. Selain untuk para istrinya, Fathanah juga disebut mengirim uang kepada sejumlah wanita, di antaranya untuk model Vitalia Syesya dan artis Ayu Azhari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

    Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

    Nasional
    Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

    Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

    Nasional
    Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

    Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

    Nasional
    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

    Nasional
    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

    Nasional
    Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

    Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

    Nasional
    Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

    Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

    Nasional
    Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

    Nasional
    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

    Nasional
    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

    Nasional
    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

    Nasional
    Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

    Nasional
    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

    Nasional
    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

    Nasional
    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com