Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P: Menteri Jadi Caleg Manfaatkan BLSM

Kompas.com - 24/06/2013, 14:08 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mempertanyakan seremonial pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLM) yang melibatkan banyak menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Politisi senior PDI-Perjuangan Pramono Anung menilai ada kepentingan politik yang terjadi di balik pembagian BLSM tersebut.

"Yang saya lihat, pembagian BLSM dibagi-bagikan menteri yang tidak ada kaitannya, dan dibagikan di dapilnya. Apa yang kita curigai selama ini akhirnya terbukti," ujar Pramono di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/6/2013).

Program BLSM selama ini sempat dikhawatirkan digunakan sebagai alat kampanye partai politik tertentu. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, Presiden SBY menjadi sosok paling berjasa dalam pemberian BLSM (46,95 persen). Sementara partai pendukungnya, Partai Demokrat, mendapat keuntungan sebagai partai yang paling berjasa terhadap pemberian BLSM (49,45 persen).

"Dari survei itu kan akhirnya terbukti memang ada upaya sekelompok orang menteri-menteri yang menjadi caleg memanfaatkan hal ini, apalagi orang-orang yang mempersiapkan diri sebagai capres juga turut memanfaatkan BLSM," ucap Pramono.

Menurut Wakil Ketua DPR ini, jika pemerintah tulus ingin membantu masyarakat, seharusnya pemberian BLSM tidak perlu dilakukan secara seremonial yang melibatkan para menteri. "Kalau murni, kenapa harus ada seremonial para menteri hadir dan masyarakat harus nunggu berjam-jam. Cukup kepala daerah saja yang atur pembagian ini," tukas Pramono.

Selain kepentingan politik yang menyertai di balik pembagian BLSM, Pramono juga menyoroti manfaat pembagian BLSM sebagai dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Pasalnya, Pramono menemukan di lapangan dana BLSM sebesar Rp 150.000 per kepala keluarga miskin itu justru dimanfaatkan untuk membayar utang.

"Banyak pula warga miskin yang tidak mendapat BLSM. Jadi, ini pemerintah belum bisa mengontrol dengan baik," imbuh Pramono.

Seperti diketahui, pembagian BLSM sudah mulai dilakukan pada Sabtu (22/6/2013). Saat itu, sejumlah menteri turun ke lapangan untuk melakukan pembagian BLSM, seperti Menko Kesra Agung Laksono (Partai Golkar), Menko Perekonomian Hatta Rajasa (PAN), Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri (PKS), Menteri ESDM Jero Wacik (Partai Demokrat), Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo (Partai Golkar), dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (kandidat capres).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

    Nasional
    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

    Nasional
    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

    Nasional
    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

    Nasional
    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

    Nasional
    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

    Nasional
    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

    Nasional
    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

    Nasional
    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

    Nasional
    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

    Nasional
    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

    Nasional
    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

    Nasional
    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

    Nasional
    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com