Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Bom Poso, Kapolri Minta Sabar Tunggu Penyidikan Polisi

Kompas.com - 04/06/2013, 18:29 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Pol Timur Pradopo belum bersedia mengungkap hasil penyidikan polisi terkait pelaku bom bunuh diri yang terjadi di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, Senin (3/6/2013) kemarin. Menurutnya, semua fakta akan terungkap setelah dilakukan pengembangan pada proses penyelidikan.

"Semua masih dalam proses, ini kan masih ada satu lagi yang kami ungkap. Kemudian, dari situ kami kembangkan," kata Timur, seusai menghadiri rapat dengan Komisi III DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (4/6/2013).

Timur meminta semua pihak untuk sabar menunggu pengusutan kasus ini oleh polisi. Saat ditanya soal dugaan keterlibatan jaringan Santoso dalam kasus bom bunuh diri di Poso dan indikasi dijadikannya wilayah tersebut sebagai markas jaringan teroris internasional, Al-Qaeda, Timur juga tak memberikan penjelasan.

"Belum ada menemukan hal seperti itu, masih ada hasil penyelidikan yang bisa dikembangkan. Kita tunggu saja hasilnya," ujar Timur.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi bom bunuh diri terjadi di Kantor Polres Poso di Jalan Pulau Sumatera, Poso Kota, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Senin pagi. Ledakan tersebut menewaskan pelaku yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya dan melukai satu warga sipil yang tengah mengerjakan bangunan masjid di halaman Polres Poso.

Santoso adalah buronan teroris yang masih dicari. Ia merupakan anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), yang diduga melakukan sejumlah aksi teror termasuk dalam aksi penembakan terhadap tiga orang Polisi di BCA, Palu pada 25 Mei 2011. Dia juga pernah memimpin pelatihan teroris di Poso. Pelatihan tersebut, yang kemudian menelurkan teroris-teroris baru seperti Thorik cs, yang terkait dengan jaringan Solo.

Kepolisian juga telah berhasil menangkap salah satu kurir dari jaringan Santoso, Imron di Jalan Kangkung, Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah. Imron diketahui berperan sebagai pencari dan pembeli senjata api untuk mendukung aksi teror yang dipimpin oleh Santoso itu. Imron juga kerap melakukan pengumpulan dana, dengan menghalalkan segala cara (atau yang disebut fai) di kawasan Sulawesi Tengah atas perintah Santoso.

Saat ini, Kepolisian telah menangkap Tomo alias Yasin alias MY, dan juga Kholid aliah K di Poso, Sulawesi Tengah. Kholid ditembak mati oleh polisi saat melempar bom pipa ke arah aparat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

    "Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

    Nasional
    PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

    PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

    Nasional
    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

    Nasional
    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

    Nasional
    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

    Nasional
    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

    Nasional
    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Logo dan Tema Hardiknas 2024

    Nasional
    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

    Nasional
    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

    Nasional
    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

    Nasional
    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

    Nasional
    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com