Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Penjara Pilihan Susno Duadji

Kompas.com - 04/05/2013, 12:01 WIB
Dani Prabowo

Penulis

CIBINONG, KOMPAS.com — Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Cibinong, Jawa Barat, menjadi pilihan mantan Kepala Bareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji untuk menjalani sisa hukumannya. Susno berstatus terpidana untuk kasus korupsi PT Salmah Arowana Lestari dan korupsi dana pengamanan Pilkada Jawa Barat. Tak jelas, mengapa ia meminta untuk dipenjara di lapas ini.

Yang jelas, sebelum menyerahkan diri untuk dieksekusi kejaksaan, Susno yang sempat menjadi buron menyampaikan permintaan kepada Kejaksaan Agung terkait di mana ia akan menjalani masa hukumannya. Seperti apa gambaran lapas yang menjadi tempat hunian Susno sejak Kamis (2/5/2013) malam lalu?

Saat ini, Susno mendekam di dalam sel tahanan Blok C bersama 12 terpidana lainnya.

Lapas Kelas II A Cibinong terletak di Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Lapas ini tergolong baru. Berdiri di atas lahan seluas empat hektar, Lapas Cibinong baru mulai dibangun sekitar tahun 2005. Proses pembangunan lapas ini dilakukan secara bertahap selama lebih kurang tiga tahun. Pada tahun 2008, lapas ini mulai dihuni oleh para narapidana.

Dari pantauan I, Lapas Kelas II A Cibinong dikelilingi oleh tembok setinggi enam meter, di mana pada bagian atas tembok lapas tersebut membentuk bangun lingkaran. Mungkin dimaksudkan untuk menyulitkan napi yang akan melarikan diri.

Jarak antara tembok dan bangunan yang terdapat di dalamnya lebih kurang empat meter. Untuk pengamanan, lapas ini juga dilengkapi enam menara pengawas. Namun, sayangnya, tidak ada satu pun penjaga keamanan yang tampak di atas menara pengawas.

Untuk bangunan yang terdapat di dalam areal lapas itu sendiri, setidaknya terdapat empat blok sel utama tempat di mana para narapidana tersebut akan menjalani hukumannya. Selain itu, di dalam lapas ini juga terdapat sebuah masjid yang cukup besar dengan kapasitas lebih kurang 250 orang. Tidak hanya itu, lapas ini juga dilengkapi dengan sarana olahraga berupa sebuah lapangan futsal kecil.

Lapas Cibinong berkapasitas 950 orang. Akan tetapi, menurut Kepala Lapas Kelas II A Cibinong Abdul Hany, jumlah narapidana yang ditampung di sini berjumlah 1.150 orang. Artinya, terjadi over capacity. Abdul mengatakan, jumlah ini masih dapat ditoleransi.

Sementara itu, menurut keterangan salah seorang petugas lapas, lapas ini kebanyakan diisi oleh narapidana tindak pidana umum. Baru kali ini lapas ini menerima seorang tahanan korupsi dan yang juga merupakan seorang mantan jenderal.

“Yang jelas tidak ada narapidana perempuan di sini. Kalau untuk narapidana anak-anak ada beberapa. Karena kebanyakan kalau napi anak itu kan di Lapas Tangerang,” kata pegawai lapas yang enggan disebutkan namanya.

Ia menambahkan, setiap hari terdapat 80 orang pegawai yang bekerja di lapas ini. Dari jumlah tersebut, separuhnya merupakan pegawai administrasi. Sisanya merupakan bagian keamanan lapas.

“Setiap hari juga ada polisi dari Polres Bogor yang selalu berpatroli di sini. Mereka biasanya datang sekitar pukul 19.00 WIB,” katanya.

Tak bisa menolak

Mengapa Susno memilih Lapas Cibinong? Tak ada yang bisa memberikan alasan pastinya. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah seorang narapidana bisa memilih di mana ia akan menjalani hukuman? Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Akbar Hadi mengatakan, pihak lapas tetap akan menerima siapa pun orang yang harus dieksekusi berdasarkan putusan majelis hakim yang berkekuatan hukum tetap.

"Tidak ada alasan lapas untuk menolak apabila berkas telah lengkap," ucapnya.

Ketika ditanya apakah Susno selaku terpidana memang bisa memilih lembaga pemasyarakatan tempat dia akan ditahan, Akbar menjawab, "Silakan tanyakan kepada pihak kejaksaan," katanya.

Akbar juga tidak menjawab ketika ditanya apakah ada permintaan dari Kejaksaan Agung selaku eksekutor agar Susno ditempatkan di Lapas Cibinong. Demikian juga ketika ditanya mengapa Susno tidak ditempatkan di LP Sukamiskin, lapas khusus terpidana kasus korupsi.

Baca juga:
Panggung Susno Duadji
Nasi Padang Susno Duadji
Jaksa Agung: Terima Kasih, Pak Susno...
Kronologi Penyerahan Diri Susno Duadji
Yusril: Menyerahkan Diri, Bukan Berarti Susno Mengaku Salah
Ini Pesan Susno Duadji Sebelum Menyerahkan Diri
Jaksa Agung: Proses Eksekusi Susno Selesai
Pengacara Belum Tahu Susno Menyerahkan Diri
Kabareskrim: Menyerahkan Diri, Susno Sudah di LP Cibinong

Berita terkait eksekusi Susno dapat diikuti dalam topik:
Eksekusi Susno Duadji

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Halalbihalal Merawat Negeri

    Halalbihalal Merawat Negeri

    Nasional
    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Nasional
    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Nasional
    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Nasional
    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Nasional
    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Nasional
    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Nasional
    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Nasional
    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Nasional
    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    Nasional
    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    Nasional
    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Nasional
    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com