Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menolak Lupa lewat Jalan Munir di Kota Batu

Kompas.com - 14/04/2013, 21:51 WIB
Dian Maharani

Penulis

BATU, KOMPAS.com — Semangat menolak lupa pada sosok Munir Said Thalib tak pernah padam. Setiap tanggal lahir maupun tewasnya Munir selalu dikenang oleh keluarga, kerabat, dan orang-orang yang mengaguminya sebagai aktivis hak asasi manusia. Semangat itu pun mereka wujudkan dengan membuat patung Munir yang akan dijadikan monumen di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Kini pemerintah daerah Kota Batu juga telah menyetujui Munir menjadi nama jalan. Jalan tersebut akan diresmikan pada tahun 2014. "Jadi tahun ini sudah dianggarkan. Jadi nanti realisasinya mungkin bulan enam atau tujuh,” kata Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso saat ditemui di Batu, Sabtu (13/4/2013).

Punjul mengatakan, anggaran itu untuk membangun infrastruktur di Jalan Munir dan sosialisasi kepada warga. Tidak hanya untuk infrastruktur jalan, anggaran tersebut juga digunakan untuk hiasan di sepanjang jalan yang akan mengingatkan warga pada sosok Munir. Namun, Punjul belum dapat menyampaikan anggaran yang akan dikucurkan.

"Konsepnya sudah digarap oleh teman-teman Dewan Kesenian yang ada di Kota Batu. Tidak hanya jalan, tapi bagaimana penghargaan yang diberikan kepada Munir bisa membuat orang datang ke sini, bisa mengetahui bagaimana sosok seorang Munir," kata Punjul.

Pemkot Batu akan mengganti nama jalan yang sudah ada dengan nama Munir. Jalan Munir akan menjadi salah satu jalan utama di Kota Batu dan membentang sepanjang sekitar 1-2 kilometer. Namun, Punjul masih merahasiakan di mana letak pasti yang akan dijadikan Jalan Munir. "Karena jalan-jalan di Batu tidak terlalu panjang, paling 2 km atau 1 km,” katanya.

Almarhum Munir memang sangat lekat pada Kota Batu yang berudara dingin itu. Di sanalah ia dilahirkan dan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya. Pendiri Komisi Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS) itu lahir di Batu pada 8 Desember 1965 dan wafat pada 7 September 2004 dalam pesawat rute Jakarta-Amsterdam. Punjul mengatakan, jalan itu akan diresmikan pada tanggal kelahiran atau wafatnya Munir.

"Dari teman-teman yang ada di Batu, terutama seni, itu punya surprise (kejutan), nanti pada peringatan Munir tahun depan itu mudah-mudahan sudah selesai,” kata Punjul.

Menolak lupa kasus Munir

Cak Munir, begitu ia kerap disapa, tewas pada usia 38 tahun karena diracun oleh orang yang ingin menyingkirkannya. Sosok Munir dikenal sangat berani memperjuangkan HAM. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya itu pernah membela habis-habisan para aktivis yang diculik Tim Mawar oleh Komando Pasukan Khusus pada era Presiden Soeharto.

Dalam kasus pembunuhan Munir, seorang pilot pesawat Garuda saat itu, Pollycarpus Budihari Priyanto, dinyatakan bersalah karena menaruh zat arsenik di makanan Munir. Pada 19 Juni 2008, mantan Deputi V Bidang Penggalangan Badan Intelijen Negara (BIN), Muchdi Purwoprandjono, ditangkap karena diduga kuat sebagai otak pembunuhan Munir. Meski ada bukti kuat dan kesaksian yang mengarah ke Muchdi, ia akhirnya divonis bebas pada 31 Desember 2008.

Nama jalan untuk Munir tak hanya untuk mengenang sosok pria berkumis itu, tapi juga pada penanganan kasusnya yang dinilai belum memenuhi rasa keadilan. Setiap tanggal kelahiran maupun wafat Munir, hingga kini selalu diperingati di Batu, Jakarta, maupun kota lain.

Pada September 2012 , para aktivis HAM dan istri Munir, Suciwati, masih saja mendatangi Gedung Kejaksaan Agung RI, Jakarta Selatan, untuk meminta keadilan atas kasus Munir. Mereka mendesak Kejaksaan mengajukan peninjauan kembali (PK) terkait putusan bebas Muchdi. Keluarga dan teman-teman Munir berharap pemerintah mau mengungkap kasus pembunuhan Munir secara terang-terangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com