JAKARTA, KOMPAS.com — Langkah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjajaki Raja Dangdut, Rhoma Irama, sebagai calon presiden (capres) dinilai cukup berani. Pengamat Politik dari The Indonesian Institute Hanta Yudha mengatakan, "pernak-pernik" hal kontroversial yang dilakukan Rhoma akan menjadi bumerang bagi PKB.
"Kalau saya lihat ini belum menjadi magnet electoral yang positif bagi partai. Kalau coba-coba, monggo. Tapi bukan cara cerdas untuk menggaet konstituen," ujar Hanta, Senin (3/12/2012) di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Menurutnya, wacana pencapresan Rhoma bisa menjadi serangan balik, terutama dengan figur Rhoma yang dicap negatif karena melontarkan isu SARA pada Pilkada DKI Jakarta lalu. Dalam pandangan Hanta, Rhoma hanya memiliki daya tarik popularitas yang cukup tinggi, tetapi belum memiliki tingkat kesukaan dan keterpilihan yang menjanjikan di masyarakat.
"Kalau orang dipilih harus punya daya magnet personal yang tinggi. Untuk ditentukan dipilih atau tidak, orang akan melihat integritas dan track record. Untuk Rhoma, dia hanya punya modal popularitas, tidak ada yang lain," ujarnya.
Seperti diberitakan, dalam sebulan terakhir, Rhoma Irama terus mewacanakan pencapresan dirinya. Ia juga mendekati sejumlah partai politik, salah satunya PKB. Partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu bahkan sudah melakukan pertemuan dengan Rhoma. Muhaimin mengatakan, sebagai pimpinan partai, ia ditugaskan Dewan Syuro PKB untuk mencari sejumlah nama yang dianggap potensial untuk diusung sebagai RI-1 pada pemilihan presiden 2014. Salah satu nama yang dinilainya masuk dalam pertimbangan PKB adalah Rhoma Irama.
Menurut Muhaimin, Rhoma dijadikan salah satu kandidat karena didasarkan dari berbagai aspek, antara lain popularitas, kepemimpinan, dan visi. Kepada Cak Imin, Rhoma menyebut semua lagu yang diciptakannya merupakan visinya menjadi capres.
"Tentu kita senang pada popularitas, visi Rhoma. Soal elektabilitas dan leadership-nya, nanti kita uji," katanya di Istana Negara, Jakarta, kemarin.
Baca juga:
PKB Seriusi Rhoma Irama
Muhaimin: Semakin Diejek, Rhoma Semakin Populer
Rhoma: Jadi Capres Bukan Ambisi, melainkan Kewajiban
Jadi Capres, Rhoma Klaim Mendapat Restu PKB
FOTO: Baliho "Rhoma Irama for Presiden"
Rhoma Belum Tentukan Cawapres 2014
Isu SARA Tak Halangi Tekad Rhoma Jadi Capres
Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014