JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih berupaya mengejar dua terduga teroris lainnya yang terlibat dalam ledakan di Beji, Depok, pekan lalu. Pengejaran ini dari hasil pemeriksaan Muhammad Thorik (32) dan Yusuf Rizaldi (41) alias Abu Toto, terduga teroris yang telah diamankan kepolisian sebelumnya.
"Jadi dari hasil pemeriksaan mereka, kita fokus dua lagi, yakni A dan S. Masih dilakukan upaya pengejaran dan penyelidikan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/9/2012).
Keduanya merupakan komplotan Thorik dan rekan lainnya yang berencana melakukan aksi teror di sejumlah lokasi. Kepolisian pun mengimbau keduanya mengikuti jejak Thorik dan Yusuf yang menyerahkan diri beberapa waktu lalu.
"Kami berterima kasih jika mau menyerahkan diri," kata Boy.
Seperti diberitakan, kepolisian mengaku telah mencium jejak kelompok ini. Namun, ledakan hebat justru terjadi di markas mereka sendiri, Jalan Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012) pukul 20.45 WIB. Dalam rumah berkedok Yayasan Yatim Piatu Bidara itu pun kepolisian menemukan senjata api hingga bahan-bahan peledak. Satu orang diantara mereka yang berada paling dekat dengan titik ledak terluka parah. Dia adalah Wahyu Ristanto alias Anwar (24) yang belakangan diketahui sebagai peracik bom itu sendiri. Wakhyu akhirnya meninggal dunia pada Rabu (12/9/2012) lalu.
Sebelumnya, Thorik menyerahkan diri pada Minggu (9/9/2012), disusul Yusuf yang menyerahkan diri di Langkat Sumatera Utara pada Rabu (12/9/2012). Dari pengakuan Thorik, rakitan bom tersebut akan diledakkan Senin (10/9/2012), di mana ia sebagai pengantinnya atau eksekutor bom bunuh diri. Aksi teror tersebut direncanakan pada empat lokasi yaitu pertama, Markas Korps Brimob Polda Metro, Kwitang, Jakarta Pusat; kedua, Pos Polisi di Salemba, Jakarta Pusat; ketiga, Kantor Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Mabes Polri, Jakarta Selatan; dan menyerang komunitas Masyarakat Buddha terkait adanya penindasan kaum muslim Rohingya di Myanmar.
Berita terkait kasus ini dapat diikuti dalam topik "Ledakan di Depok"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.