Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanfaatan Kekayaan Alam Memiskinkan

Kompas.com - 24/08/2011, 02:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Pemanfaatan kekayaan alam, yang menurut konstitusi seharusnya digunakan untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat, sampai hari ini ternyata belum terwujud di Indonesia. Pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia malah justru memiskinkan rakyat yang ada di sekitarnya.

Direktur Eksekutif Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Kemitraan) Wicaksono Sarosa, di Jakarta, Selasa (23/8/2011), mengungkapkan, pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia tak sepenuhnya sejalan dengan amanat konstitusi.

"Jika kita menjalankan konstitusi dengan benar, salah satunya dengan pemanfaatan kekayaan alam untuk kepentingan publik, maka seharusnya tak ada lagi orang miskin di negeri ini. Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Pemanfaatan kekayaan alam malah memiskinkan masyarakat sekitar," kata Wicaksono.

Banyak contoh ketika suatu daerah dengan kekayaan luar biasa, seperti Papua, tetapi rakyatnya banyak yang masih miskin. Kondisi di sekitar pertambangan emas PT Freeport, misalnya, menunjukkan betapa ironisnya kondisi bangsa ini. Hal yang sama juga terjadi di berbagai belahan lain di Indonesia, seperti Kalimantan hingga Riau di Sumatera yang memiliki kekayaan alam luar biasa, tetapi rakyat miskin justru tak pernah berkurang.

Kemitraan bersama sejumlah komisi negara, seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komnas Perempuan, Komisi Perlindungan Anak, dan Komisi Ombudsman menggelar deklarasi kampanye "Cukup Sudah Pembiaran Kemiskinan". Deklarasi gerakan ini juga didukung Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan, HS Dillon.

Menurut Dillon, tidak ada alasan ada orang miskin di Indonesia karena kekayaan alam negeri ini tak ada bandingannya. "Presiden bilang sama saya waktu di Pontianak, 'tengok ini begini hijau semua, saya bilang iya, tidak ada alasan seorang pun harus miskin'. Kemiskinan ini terjadi karena kita semua melakukan pembiaran," katanya.

Dillon mengatakan, harus ada gerakan massif dari masyarakat mengingatkan penguasa bahwa rakyat berhak menuntut hak-hak mereka untuk tidak menjadi miskin. "Perjuangan dengan komisi negara ini antara lain juga mengampanyekan bahwa pemiskinan bangsa ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia," kata Dillon.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com