Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KIDP Tuntut Seleksi Diulang

Kompas.com - 21/06/2011, 20:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) menuntut agar seleksi pemilihan Dewan Pengawas TVRI (Dewas TVRI) diulang dari awal.

Hal itu dilakukan, karena KIDP melihat proses pemilihan Dewan Pengawas TVRI telah berlangsung tidak transparan serta minim dari partisipasi publik.

"Sampai sekarang kami tidak mengetahui sampai di mana proses seleksi Dewan Pengawas TVRI. Kami hanya mendengar, Komisi I DPR telah melaksanakan fit and proper test kepada 15 calon pada 30 Mei dan 31 Mei lalu. Tetapi sampai sekarang kami belum mendengar pengumuman resmi, siapa calon itu serta hasil fit and proper test yang dilakukan," papar Ahmad Faisol, selaku anggota KIDP, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (21/6/2011).

Terkait hal itu, KIDP menuntut agar calon anggota Dewan Pengawas TVRI adalah mereka yang memahami kewajiban tugasnya, memiliki komitmen kuat untuk mengembalikan TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berkualitas, sehat, independen. Keterbukaan penting untuk dilakukan dalam proses pemilihan calon Dewan Pengawas TVRI, dan kesiapan internal TVRI untuk menerima dukungan publik dan negara.

Sementara itu anggota KIDP yang juga mantan Ketua Pansus RUU Penyiaran, Paulus Widiyanto, menyebutkan adanya transparansi proses rekrutmen, seleksi, dan uji kepatutan, dan kelayakan, merupakan syarat minimal dihasilkannya Dewan Pengawas TVRI yang ideal.

Standarisasi bobot penyaringan para calon yang terdiri dari unsur TVRI, masyarakat, dan pemerintah harus diterapkan sama sederajat dan tidak diskriminatif. Juga standarisasi fit and proper test di lembaga legislatif, harus memenuhi kaidah-kaidah dan persyaratan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan.

Selain menuntut pemilihan ulang Dewan Pengawas TVRI dalam upaya membersihkan dan menyehatkan LPP nasional ini, KIDP menuntut diadakannya audit total terhadap TVRI. Komisi I DPR diharapkan mendorong adanya audit independen terhadap kelembagaan TVRI, sebelum lembaga penyiaran publik nasional ini menerima anggaran negara untuk operasinya.

Sebagai informasi, pada tahun 2011 TVRI menerima anggaran hingga Rp 625 miliar. Untuk tahun depan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun telah menjanjikan anggaran untuk TVRI hingga Rp 1 Triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com