Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Kembar Tewaskan 30 Orang

Kompas.com - 12/06/2011, 10:51 WIB

PESHAWAR, KOMPAS.com — Ledakan bom kembar merobek sebuah kompleks  supermarket dan hotel yang ramai sehingga menewaskan 35 orang dan melukai lebih dari 80 lainnya di kota barat laut Peshawar, Pakistan, Sabtu (11/6/2011) malam. Serangan itu, salah satu yang paling mematikan sejak operasi pasukan Navy SEAL Amerika Serikat yang membunuh Osama bin Laden di Pakistan 2 Mei, menghantam daerah pasar Super Khyber yang meliputi perumahan flat bagi siswa, toko-toko, kios-kios jus buah, dan sebuah hotel.

"Setidaknya 35 orang tewas dan lebih dari 80 terluka dalam ledakan," kata perwira senior polisi setempat, Ijaz Khan, kepada AFP. Dia menuturkan, selisih waktu kedua ledakan tersebut hanya empat menit. Mereka yang tewas termasuk dua wartawan yang bekerja untuk surat kabar berbahasa Inggris setempat, yaitu Pakistan Today dan The News.     

"Ledakan pertama cukup kecil, tetapi terjadi pada saat orang berkumpul dekat lokasi. Ledakan kedua sangat besar," kata Khan. Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab, tetapi Taliban Pakistan telah bersumpah untuk melakukan serangan guna membalas pembunuhan Osama bin Laden. Lebih dari 4.400 orang telah tewas di Pakistan dalam serangan-serangan yang diduga dilakukan Taliban dan kelompok militan lain sejak tentara pemerintah menyerbu sebuah masjid radikal di Islamabad tahun 2007.

"Ledakan pertama dipicu oleh perangkat pengatur waktu yang ditanam di kamar mandi hotel, sementara seorang pelaku peledakan bom bunuh diri yang mengendarai sepeda motor meledakkan dirinya dekat hotel," kata komandan tim penjinak bom Shafqat Malik kepada AFP.

"Kami telah menemukan kepala dan beberapa bagian tubuh lain dari situs serangan bom  itu," ujar Malik. Serangan-serangan itu merusak parah enam toko dan hotel. Barang pecah-belah dan mebel hotel yang rusak serta potongan daging manusia bertebaran di luarnya. Saluran TV swasta menunjukkan ambulans meluncur masuk dan keluar membawa pergi tubuh-tubuh yang tewas dan orang yang luka-luka.

"Saya sedang memarkir mobil saya di dekat hotel ketika ledakan pertama terjadi. Saya bergegas ke hotel untuk melihat sifat ledakan ketika bom kedua meledak dengan dentuman besar," kata wartawan lokal Safiullah Mehsud kepada AFP.

Muhammad Hashim, seorang juru kamera sebuah saluran TV lokal, mengatakan bahwa dia sedang minum teh setelah makan malam ketika ledakan terjadi. "Saya berlari ke hotel setelah ledakan pertama dan tak lama kemudian saya melihat bola api besar diikuti oleh ledakan lain," ujar Hasyim, yang pingsan setelah serangan kedua dan luka yang diderita ke kepalanya serta dada.

Kekerasan terbaru tersebut terjadi beberapa jam setelah kunjungan Presiden Afganistan Hamid Karzai. Kepala CIA Leon Panetta pada Jumat (10/6/2011) mengadakan pembicaraan dengan para pejabat tinggi militer dan pejabat-pejabat intelijen membahas  cara-cara untuk memperkuat intelijen pada masa depan, demikian diungkapkan pihak militer Pakistan. Serangan kembar itu juga terjadi selang sepekan setelah Ilyas Kashmiri, komandan Al Qaeda Pakistan Kashmir, salah satu pemimpin yang paling ditakuti di jaringan operasional, kemungkinan besar tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di wilayah suku Waziristan Selatan, dekat perbatasan Afganistan.

Peshawar merupakan pintu gerbang terdekat menuju wilayah suku di Pakistan barat laut, yang dikenal sebagai benteng utama Taliban dan Al Qaeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com