Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Jangan "Pasang Badan" untuk Nazar

Kompas.com - 11/06/2011, 10:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan mengatakan, Partai Demokrat harus menunjukkan apa yang selama ini selalu didengungkan, terkait upaya pemberantasan korupsi. Ia menanggapi tidak hadirnya mantan Bendahara Umum Demokrat M Nazaruddin untuk memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat kemarin. Menurut Ade, sikap yang ditunjukkan Demokrat selama ini menimbulkan kesan ada upaya melindungi kadernya yang diduga terlibat dalam kasus dugaan korupsi.

"Ini bukan kasus sederhana. Partai-partai jika ada kadernya yang bermasalah seolah pasang badan. Dari awal Demokrat selalu menyebut sebagai partai atikorupsi dan SBY berada di garis terdepan dalam pemberantasan korupsi. Apa yang terjadi mengenai Nazaruddin ini, publik melihat Demokrat terkesan melindungi," kata Ade kepada Kompas.com, Sabtu (11/6/2011).

Ia mengatakan, bagaimana pun, Demokrat tak bisa lepas tangan dalam proses hukum terhadap Nazaruddin. Apalagi, ia diduga masih berada di Singapura. "Nazaruddin kan ke luar negeri atas izin fraksi. Kemudian, partai tahu bahwa ia tengah diduga terlibat dalam kasus Sesmenpora. Kalau pro pemberantasan korupsi, seharusnya mendorong kasus cepat diselesaikan atas nama pemberantasan korupsi. Terlepas bahwa statusnya masih saksi, tetapi Demokrat jangan melindung," paparnya.

Dalam keterangan kepada pers, kemarin, Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Andi Nurpati menyatakan, kewajiban moral partainya dalam hal pemanggilan Nazaruddin oleh KPK hanya sebatas membantu mengomunikasikan pemanggilan itu. Ia juga tak yakin Nazaruddin akan menemui utusan KPK sekalipun ada wakil Demokrat yang diajak KPK ke Singapura untuk menyampaikan secara langsung panggilan itu.

Nazaruddin, pada Jumat kemarin seharusnya diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan serta revitalisasi sarana dan prasarana pada Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. Istrinya, Neneng Sri Wahyuni juga dijadwalkan akan diperiksa sebagai saksi dalam dugaan korupsi pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Keduanya tak memenuhi panggilan.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengungkapkan, pihaknya akan segera melayangkan panggilan kedua. Pada Senin mendatang, Nazaruddin kembali mendapatkan panggilan KPK. Kali ini, untuk diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap proyek pembangunan wisma atlet yang melibatkan Sesmenpora Wafid Muharram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usai Jadi Presiden Terpilih, Prabowo dan Gibran Temui Jokowi di Istana

    Usai Jadi Presiden Terpilih, Prabowo dan Gibran Temui Jokowi di Istana

    Nasional
    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

    Nasional
    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

    Nasional
    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

    Nasional
    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

    Nasional
    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

    Nasional
    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

    Nasional
    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

    Nasional
    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

    Nasional
    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

    AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

    Nasional
    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

    Nasional
    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

    Nasional
    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

    Nasional
    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

    Nasional
    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com